Minggu, September 8, 2024

Panwaslih Aceh Paparkan Hasil...

LHOKSEUMAWE - Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih/Bawaslu) Provinsi Aceh menggelar sosialisasi hasil pengawasan dan...

Pemkab Agara: Masyarakat Bisa...

KUTACANE - Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara menyatakan masyarakat bisa menonton pertandingan cabang olahraga...

Ulama Aceh Tu Sop...

JAKARTA – Inna lillahi wa innailaihi rajiun. Aceh berduka. Ulama kharismatik Aceh, Tgk....

Fraksi Megegoh Terbentuk Pada...

SUBULUSSALAM - Partai Aceh, Partai Nasdem, dan Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Subulussalam hari ini...
BerandaNewsKhairul Asmara: Piala...

Khairul Asmara: Piala Adipura Bukan Tujuan Akhir Kami

TAKENGON – Meski hasrat untuk meraih piala Adipura 2016 untuk Takengon terbilang besar, ternyata Wakil Bupati Aceh Tengah Khairul Asmara memiliki sasaran lain yang dianggapnya lebih penting. Sasaran tersebut adalah agar Takengon menjelma sebagai kota wisata yang bersih, asri, nyaman dan layak untuk ditinggali.

“Hasrat kami memang begitu besar, namun piala Adipura bukanlah tujuan akhir kami,” ujar Khairul di hadapan Kepala Bapedal Aceh, Iskandar saat Launching  Adipura Kota Tekangon di Oproom Setdakab setempat, Kamis, 11 Februari 2016.

Yang jauh lebih penting, menurut Khairul, adalah tujuan jangka panjang agar Takengon tumbuh sebagai kota wisata andalan di Provinsi Aceh.

“Tujuan utama kita adalah bagaimana agar Takengon benar-benar bersih, asri dan nyaman sebagai kota wisata,” katanya.

Berbagai upaya telah ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah agar kota Takengon tumbuh sebagai kota wisata dengan sarana dan prasana yang lengkap sehingga layak menyabet piala Adipura untuk pertama kalinya. Namun tidak selamanya rencana dapat terealisasi karena sejumlah faktor, salah satunya adalah pendanaan yang sangat terbatas.

'Kami akui, kemampuan kami untuk mendanai seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penataan kota sangat terbatas,” ujar Khairul.

Untuk itu, Khairul meminta bantuan Pemerintah Aceh guna mempercepat pembangunan infrastruktur kota. “Salah satunya jalan lingkar yang menghubungkan Paya Tumpi dengan Mendale sebagai solusi untuk mengantisipasi kemacetan. Karena keuangan yang terbatas, kami perlu bantuan Pemerintah Aceh,” katanya.[](ihn/ADV)

Baca juga: