28.4 C
Banda Aceh
Array

Kisah Pejuang Aceh Menggempur Belanda di Front Medan Area

SERANGAN serentak pasukan Resimen Istimewa Medan Area (RIMA) dari Aceh berhasil mengusir Belanda dari Medan. Belanda lari ke bagian selatan setelah berhasil menembus pertahanan pasukan Mayor Martinus Lubis.

 

Pada 8 Januari 1947, pasukan dari Batalyon Istimewa Divisi Rencong di bawah pimpinan Nyak Neh selaku Panglima Divisi dan stafnya berangkat ke Front Medan Area dengan senjata lengkap. Pasukan dari Aceh ini dikerahkan untuk membantu pertahanan di Sumatera Timur.

 

Pasukan Nyak Neh ini dilengkapi dengan meriam Penangkis Serangan Udara (PSU), meriam Penangkis Serangan Pantai (PSP), mortal, bom dan granat. Batalyon Istimewa Divisi Rencong ini ditempatkan di Fron Medan Area Barat di Kampung Lalang, berdampingan dengan pasukan meriam yang dipimpin Nukum Sanany yang dikirim dari Aceh ke sana pada 24 Desember 1946.

 

Pertahanan di Front Barat Medan Area inilah, pertahanan yang paling kuat, sehingga tantara Sekutu/Belanda tidak pernah bisa masuk ke Aceh. Belanda mengakui bahwa pertahanan di Kampung Lalang merupakan pertahanan pejuang republik satu-satunya yang sukar dihadapi oleh Belanda.

 

Kisah heroisme para pejuang Aceh di perang front Medan Area tersebut bisa dibaca dalam buku Jihad Akbar Medan Area yang ditulis Amram Zamzamy dan buku Pasukan Meriam Nukum Sanany yang ditulis oleh B Wiwoho berdasarkan cerita langsung dari Nukum Sanany.

 

Pada 15 Februari 1947, gabungan pasukan dari Aceh dalam kesatuan Resimen Istimewa Medan Area (RIMA) menyerang secara serentak ke markas Belanda di front Medan Area. Serangan dilakukan pada pukul 06.00 pagi. Serangan tersebut dipimpin oleh Kapten Hanafiah, ikut juga satu kompi Laskar Rakyat. Pasukan ini menyerang serentak di bawah perlindungan tembakan meriam pasukan Divisi Gajah I.

 

Pada waktu yang sama, Batalyon III RIMA yang dipimpin Kapten Ali Hasan AS menyerang pasukan Belanda di daerah koridor Medan-Belawan. Serangan juga dilakukan Batalyon II RIMA pimpinan Nyak Adam Kamil ke daerah Helvetia dan sekitarnya. Dalam serangan tersebut kawasan Helvetia berhasil direbut, setelah pasukan Belanda dipukul mundur.

 

 

Sementara sektor barat dan utara diserang oleh pasukan Komandan RIMA, Mayor Hasan. Sedangkan serangan di bagian selatan dipimpin oleh Mayor Martinus Lubis. Pasukan Belanda yang terkepung dan digempur dari segala arah, melarikan diri ke arah Selatan.

 

Untuk bisa lolos dari gempuran tersebut, pasukan Belanda menerobos pertahanan di bagian selatan dengan serangan mortir dan howitzer, diikuti dengan serangan pasukan infantri dengan perlindungan brencarrier. Hal ini membuat pasukan Indonesia di bagian selatan kwalahan, sehingga harus mundur jauh. Pasukan Belanda berhasil kabur setelah menerobos pertahanan di bagian selatan front Medan area. Dalam serangan itu Mayor Martinus Lubis yang bertahan di bagian selatan gugur.

 

Sementara di sektor barat-utara pasukan RIMA yang berhasil memukul mundur pasukan Belanda, memperluas serangan ke pusat kota Medan dan Belawan. Setelah berhasil menguasi kota Medan dan Belawan, pada pukul 18.00 pasukan dari Batalyon III RIMA melanjutkan serangan ke Labuhan berlanjut ke Titi Papan, Titi Pahlawan, Kota Bangun dan daerah sekitarnya. Puncak serangan dilakukan pada pukul 19.00, sehingga pada pukul 21.00 daerah-daerah yang diserang tersebut berhasil dikuasai dan dipertahankan.

 

Namun esoknya, pada 16 Februari 1947, padan pukul 07.00 pagi, pasukan Kompi II dan Kompi III dari Batalyon III RIMA pimpinan Letnan Muda Yahya Hasan dan Letnan Muda Amir Yahya, terkepung karena terlalu jauh menyusup ke daerah segi tiga Titi Papan-Mabar dan komplek perkebunan Mabar.

 

Dua peleton pasukan yang terkepung tersebut posisinya sangat mengkhawatirkan, karena Belanda menggunkan tank, pasukan infantri dan dilindungi oleh pesawat pengebom dari udara.

 

Menurut Teuku Alibasjah Talsya dalam buku Modal Perjuangan Kemerdekaan, terkepungnya dua peleton pasukan tersebut disebabkan karena pasukan Batalyon I RIMA yang berkedudukan di kampung Lalang dan Batalyon II RIMA di Kerambi Lima, pada pukul 24.00 mengundurkan diri kembali ke tempat semula, tanpa memberitahu ke Batalyon III RIMA, sehinga Batalyon III RIMA terus bertahan di daerah yang telah dikuasai sesuai dengan perintah semula.

 

Untuk membebaskan dua peleton pasukan yang terkepung tersebut, pasukan TRI melakukan tembakan meriam ke arah pasukan Belanda. Dalam suasana genting tersebut, kedua peleton pasukan yang terkepung berhasil meloloskan diri ke perkebunan Saentis Medan Timur. Tapi dua tentara tewas, tujuh luka berat, 4 luka ringan. Kedua peleton pasukan itu kemudian kembali ke posnya pada 18 Februari 1947.[]Sumber: steemit

Penulis: Iskandar Norman

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

BERITA POPULER

Terbaru

Balap Liar di Pidie, Puluhan Sepmor Knalpot Brong Diangkut Polisi

SIGLI - Puluhan sepeda motor (sepmor) yang sudah dipreteli dan menggunakan knalpot brong diamankan...

Dua Qari Muda Aceh Besar akan Bersaing di PTQ RRI Nasional

BANDA ACEH - Dua anggota Ikatan Persaudaraan Qari-Qariah dan Hafiz-Hafizah (IPQaH) Aceh Besar meraih...

Semakin Elegan, Honda Gold Wing 1800 Terbaru Hadir di Indonesia

JAKARTA – PT Astra Honda Motor (AHM) memasarkan versi terbaru Honda Gold Wing 1800,...

Dukungan Anies Capres 2024, Nasdem, Demokrat, dan PKS Tandatangani Piagam Kerja Sama

JAKARTA - Tiga partai politik yang telah memberikan dukungan resmi dan mencalonkan Anies Baswedan...

Komisi I DPRK Lhokseumawe Tetapkan Pansel Komisioner KIP

LHOKSEUMAWE - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe telah menetapkan lima anggota...

Dinas PK Aceh Utara Punya Ratusan Guru Penggerak untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan

ACEH UTARA - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Aceh Utara melaksanakan kegiatan Program Organisasi...

AJI Desak DPR dan Pemerintah Kembali ke Konstitusi, Batalkan UU Cipta Kerja

JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor...

Menelan Ludah tidak Batalkan Puasa Asalkan Memenuhi Tiga Syarat Ini

Berpuasa adalah menahan dari tidak makan, minum dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.Banyak orang...

Pemkab Aceh Utara Percepat Pembangunan

LHOKSUKON - Pemkab Aceh Utara melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) telah mengumumkan pemenang 25...

Kadis PK Aceh Utara Minta Kepala Sekolah Bikin Inovasi Belajar Program Ramadan

ACEH UTARA - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes)...

Jemaah Salat Tarawih Padati Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon

LHOKSUKON - Ramai jemaah memadati Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon, Aceh Utara, saat salat tarawih...

Hadiri SPBE Summit 2023, Pj Wali Kota Imran: Lhokseumawe Siap Transformasi Digital

JAKARTA – Pj. Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Imran, menghadiri kegiatan Digital Goverment Award Sistem...

Proyek Bendung Krueng Pase Mangkrak, BEM FH Unimal Gelar Aksi di Jakarta

JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh menggelar aksi di depan gedung...

Janda Miskin di Gubuk Derita Bikin Kapolres Aceh Utara Datang Bawa Bantuan

ACEH UTARA - Sapiah (56), warga Gampong Ule Blang, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara,...

Pujasera Kota Subulussalam Diharapkan Dapat Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

SUBULUSSALAM - Pusat Jajaran Selera Rakyat (Pujasera) Lapangan Beringin dengan wajah baru dan fresh...

Beragama tapi Mencari Dunia

Oleh: Muhammad Syahrial Razali Ibrahim*Sebuah video pendek berseleweran di beberapa grup media sosial yang...

Ketika Kapolres Naik Perahu ke Sarah Raja, Rombongan Darat Terjebak Lumpur, dan Mendaki ‘Bukit Runtuh’

ACEH UTARA - Kapolres Aceh Utara AKBP, Deden Heksaputera, bersama para personel Polres mengarungi...

AJI Lhokseumawe Buka Kelas Jurnalistik Ramadan 2023

LHOKSEUMAWE - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe akan membuka Kelas Jurnalistik Ramadan 1444 H/2023...

Pantau Harga Bahan Pokok, Wali Kota Bersama Forkopimda Sidak Pasar

SUBULUSSALAM - Wali Kota Subulussalam, H. Affan Alfian Bintang, S.E melaksanakan inspeksi mendadak (Sidak)...

Aceh UMKM Expo 2023 Bukukan Transaksi Rp6,4 Miliar

BANDA ACEH – Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Aceh, Azhari,...