BerandaBerita Aceh BesarMahasiswa ISBI Aceh Kuliah Lapangan di ‘Ija Kroeng’, Khairul Ingin Lestarikan Budaya...

Mahasiswa ISBI Aceh Kuliah Lapangan di ‘Ija Kroeng’, Khairul Ingin Lestarikan Budaya Bersarung

Populer

BANDA ACEH – Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh melaksanakan kuliah lapangan (field study) ke salah satu local brand, “Ija Kroeng“, di Setui, Banda Aceh, Selasa, 15 Februari 2022.

Kuliah lapangan ke Ija Kroeng ini salah satu bagian dari perkuliahan Metode Penelitian Desain dengan materi Metode Pengumpulan Data Melalui Observasi dan Wawancara.

Field study ini diharapkan dapat menjadi salah satu penunjang karakter bagi mahasiswa guna memberikan perspektif baru dari pemateri tentang bagaimana sejarah dan konsep terbentuknya produk, memperkuat branding, proses product campaign, dan demografis market, khususnya pada brand Ija Kroeng.

Kegiatan ini diikuti 25 peserta dari kelas Metode Penelitian Desain Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022. Kuliah lapangan tersebut didampingi dosen koordinator mata kuliah (MK), yaitu Nisa Putri Rachmadani, S.T., M.Ds., Rino Yuda, S.Sn., M.Sn., dan Muhammad Ghifari selaku Koordinator Prodi Desain Komunikasi Visual.

Kuliah lapangan itu dibuka oleh dosen koordinator MK selaku moderator yang kemudian dilanjutkan pemateri, yaitu Khairul Fajri, pemilik dari Ija Kroeng.

Setelah pemateri memperkenalkan diri, peserta field study disuguhkan dengan video fashion show Ija Kroeng pada laman Youtube ISEF Indonesia.

Menurut Khairul Fajri, fashiow show bertema ‘Sustainable Muslim Fashion’ yang diselenggarakan Indonesia Sharia Economic Festival 2021 pada 29 Oktober 2021 merupakan fashion show terbaru Ija Kroeng yang menampilkan koleksi yang dapat dibeli pada season Idul Fitri tahun ini.

Setelah melihat video fashion show, Khairul memperkenalkan tentang deskripsi brand Ija Kroeng yang kemudian membuka sesi tanya jawab kepada para peserta.

(Khairul Fajri, pemilik produk Ija Kroeng. Foto: dok. ISBI Aceh)

Antusias peserta sangat tinggi mendengarkan pemaparan dan sharing pengalaman pemilik Ija Kroeng dimulai dari awal membangun usahanya. Hal ini dibuktikan dengan antusias dari tiap-tiap peserta untuk mengajukan pertanyaan dalam tiga sesi.

Sesi pertama diawali dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yang membahas konsep, pemilihan material, dan diferensiasi brand Ija Kroeng dengan kompetitor lainnya. Pada sesi ini, Khairul menceritakan bahwa ide bisnis dimulai karena ingin melestarikan budaya bersarung pada kaum milenial agar penggunaan sarung bisa lebih modern dan terlihat trendy ketika dipakai untuk kegiatan selain peribadatan seperti, ngopi, nongkrong di mall, atau acara-acara formal. Konsep utama pada brand ini adalah sejarah, budaya, dan agama.

Ia menambahkan bahwa konsep lainnya adalah east meets west, di mana konsep ini menginginkan tradisi sarung dari timur dapat dipadupadankan dengan blazer yang kebarat-baratan. Sehingga, penggunaan kain sarung dapat lebih mudah digunakan dan cocok dipadupadankan dengan fashion item lainnya.

Sesi kedua, antusias peserta semakin meningkat karena pertanyaan yang dilontarkan lebih mengerucut dan khusus. Pada sesi ini, membahas mengenai inspirasi ide di balik logo Ija Kroeng yang dikembangkan selama bertahun-tahun dan inspirasinya didapat ketika pemilik Ija Kroeng mengunjungi Berlin Timur.

Dilanjutkan dengan pengembangan motif yang dikembangkan melalui tiga hal dasar yaitu recampaign motif dasar Aceh yang beragam, mini research pada Museum Sejarah Aceh, dan permintaan pasar, serta membahas mengenai pengembangan produk dari awal berdiri hingga saat ini.

Sesi pertanyaan diakhiri dengan pembahasan mengenai sasaran produk, penyesuaian pengembangan motif melalui isu terkini atau viral, dan rencana bisnis berdasarkan seasonal.

Bagi Khairul, kunjungan dari mahasiswa ISBI Aceh merupakan salah satu insight baru terhadap brand Ija Kroeng. Pandangan baru dari lingkungan baru juga merupakan salah satu bentuk pengembangan brand. Ditambah, secara keilmuan, proyeksi keberhasilan suatu produk tidak hanya dititikberatkan pada product value secara pemilihan material, tapi juga diperkuat secara branding melalui elemen visual yang diterapkan pada produk dan kemasan.

Field study ditutup dengan foto bersama dan pemberian cenderamata dari Prodi Desain Komunikasi Visual kepada pemateri sebagai bentuk terima kasih serta tanda kegiatan telah dilaksanakan di Ija Kroeng.[](ril)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita lainya