BANDA ACEH – Dalam sebulan terakhir, penjualan bu namribee (sebutan mahasiswa untuk nasi seharga Rp 6.000,-) di Rukoh, Darussalam, Banda Aceh, terlihat sepi. Hal tersebut berakibat menurunnya onset penjual bu namribee.
“Selama ini mahasiswa yang kuliah di seputaran Darussalam sedang libur, makanya pembeli tidak ramai,” ujar Cek Wan, salah satu pemilik warung bu namribee, Selasa 23 Agustus 2016.
Hal senada juga disampaikan oleh Hendra, pekerja salah satu warung bu namribee. Hendra mengatakan, bu namribee yang ia jual biasanya laku sekira 800 bungkus perhari.
“Karena ini musim libur, maka hanya laku sekira 200 bungkus perhari,” kata Hendra.
Salah satu mahasiswa UIN Ar-Raniry yang merupakan langganan bu namribee di kedai Hendra, mengatakan, mereka kuliah lagi pada 5 September mendatang.
“Sekarang kami balik ke Banda Aceh hanya untuk membayar SPP dan mengisi KRS (Kartu Rencana Studi),” katanya.
Untuk diketahui, bu namribee merupakan trik dari penjual nasi di daerah Darussalam untuk menarik pelanggan yang umumnya mahasiswa.[]
Penulis Zulfahmi, tulisan ini sebagai latihan menulis berita di Sekolah Hamzah Fansuri, Angkatan III, 2016.