BANDA ACEH – Makam Putri dari Sultan Al Kahar (Sultan Alaidin Riayat Syah Al Qahhar) Yang Adil–pemimpin tertinggi Negara Kesultanan Aceh Darussalam–ditemukan di Kampung Pande, Banda Aceh, oleh tim meuseuraya bersama Mapesa (Masyarakat Peduli Sejarah Aceh), Ahad, 28 Agustus 2016.
Tulisan kaligrafi yang dipahat berukir di nisan tersebut jelas terbaca, bahwa yang disemayamkan di sana adalah putri Sultan Al Kahar Yang Adil, sang pengirim kafilah Lada Sicupak.
Menurut sumber sejarah terpercaya, Sultan Al Kahar adalah orang yang mengirim utusan ke Istanbul pada waktu sekira tahun 1560-an, untuk menemui Sultan Suleyman Kanuni Yang Adil–Pemimpin tertinggi Kesultanan Usmani–(Khalifah Turki Usmani).
Namun utusan itu tidak sempat menemui Sultan Kanuni karena Yang Mulia Sultan telah syahid di dalam perang di Hongaria, dan ia digantikan oleh anaknya yang disebut Sultan II Selim.
Sultan II Selim memenuhi permintaan utusan Aceh atas nama Sultan Al Kahar. Itulah yang sampai kini dikenal dengan peristiwa Meriam Lada Sicupak.
Seorang peserta meuseuraya tersebut, Teuku Farhan, mengatakan, selain yang sudah dibersihkan, di kompleks makam itu, ada sekira 6-8 nisan terbenam di dalam lumpur, namun belum bisa diangkat.
Ketua Mapesa, Mizwar, mengatakan sebuah nisan bergaya Samudra Pasai, yang ada di dalam kompleks makam itu, diperkirakan nisan Sultan Zainal Abidin, Sultan Samudera Pasai terakhir. Namun, katanya, belum bisa dipastikan itu Sultan Zainal Abidin.
“Ada bagian kaligrafi rusak. Itu tengah dikaji oleh Abu Taqiyuddin Muhammad,” katanya.[]