LHOKSEUMAWE – Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) meminta panitia seleksi calon panitia pengawas pemilih atau Panwaslih Lhokseumawe mempublikasikan nilai peserta dan indikator penilaiannya. Permintaan tersebut disampaikan supaya panitia seleksi bebas dari intervensi politik.
Demikian disampaikan Ketua Bidang Advokasi MaTA Hafid, Sabtu, 12 Maret 2016. Dia mengatakan proses seleksi Panwaslih telah melewati seleksi administrasi, ujian tulis, dan tes wawancara. Dia juga turut mempertanyakan ketidaklolosan mantan Ketua Panwaslih Lhokseumawe, Zainal Bakri, dalam tes wawancara.
“Kita minta nilai dan indikator penilaiannya dipublis sehingga pansel dianggap fair, dan publik bisa mempercayai panitia seleksi,” kata Hafid.
Hafid juga meminta pansel memperjelas bagaimana mekanisme penilaian dalam 15 besar.
“Publik ingin mengetahui kinerja pansel, sehingga semua elemen masyarakat paham bagaimana kinerja dan indikator penilaian,” katanya.
Hafid berharap kinerja Pansel Panwaslih independen, kredibel dan berintegritas. Pasalnya, kata dia, lahirnya Panwaslih yang berkualitas bersumber dari pansel.
“Kita menyayangkan jika sampai terpilih Panwaslih yang memiliki rekam jejak kurang baik. Idealnya pansel memiliki rekam jejak peserta. Apakah ada rekam jejak itu?”
Sementata itu, salah satu peserta, Zainal Bakri, mengaku telah melewati tahapan uji wawancara. “Semua pertanyaan saya jawab dengan baik. Sejauh ini saya yakin jawaban saya benar. Namun, penilaian dari pansel bagaimana itu saya tidak tahu,” ujar Zainal Bakri.
Hingga berita ini diturunkan, Ketua Pansel DPRK Lhokseumawe, Rusdy Abubakar, belum bisa dihubungi. Dia tidak menjawab panggilan telepon dan belum membalas pesan singkat yang dikirim wartawan.[](bna)