LHOKSUKON – Realisasi Belanja Pegawai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Aceh Utara sampai 9 Desember 2022 masih rendah yakni baru 45%. Pihak Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) menyatakan realisasi Belanja Pegawai BLUD kini mencapai 90% per 13 Desember 2022.
Data diperoleh portalsatu.com, Senin (12/12), berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Utara Tahun Anggaran 2022, per 9 Desember, dari total Belanja Pegawai Rp925,53 miliar (M), telah terealisasi Rp808,71 M atau 87,38%. Dari tujuh jenis atau komponen Belanja Pegawai, yang paling rendah serapannya adalah Belanja Pegawai BLUD, yakni baru Rp279,64 juta atau 45% dari total anggaran Rp621,37 juta. Enam komponen Belanja Pegawai lainnya telah terealisasi mulai 52% hingga di atas 98%.
Sebagai informasi, dalam APBK murni 2022, Pemkab Aceh Utara mengalokasikan Belanja Pegawai Rp901,91 M. Dari jumlah itu, untuk Belanja Pegawai BLUD Rp362,80 juta. Setelah Perubahan APBK 2022, Belanja Pegawai bertambah menjadi Rp925,53 M, sehingga Belanja Pegawai BLUD pun meningkat jadi 621,37 juta.
Sedangkan Belanja Barang dan Jasa setelah Perubahan APBK Aceh Utara 2022 senilai Rp541,10 M. Dari jumlah itu, Belanja Barang dan Jasa BLUD Rp99,78 M, dan sudah terealisasi Rp71,49 M atau 71,65% per 9 Desember 2022.
Salah seorang tenaga kontrak daerah di RSUCM mengatakan pihaknya sudah menerima gaji Januari sampai Juli 2022 masing-masing Rp750 ribu/orang. Jumlah tenaga kontrak daerah di RSUCM 19 orang. “Kabarnya, awalnya (dalam APBK murni 2022) gaji kami hanya dianggarkan untuk tujuh bulan, itu sudah dibayar. Kemudian dianggarkan lagi (dalam Perubahan APBK 2022) untuk dua bulan berikutnya: Agustus dan September, info kami terima sedang dalam proses pencairan,” kata sumber itu dihubungi portalsatu.com, Rabu (14/12).
Humas RSUCM Aceh Utara, Harry Laksamana, dikonfirmasi sejak Selasa (13/12), mengapa realisasi Belanja Pegawai BLUD masih rendah, ia memberikan jawaban pada Rabu (14/12) siang via telepon. “Bukan Belanja Pegawai BLUD, tapi Belanja BLUD. Per 13 Desember, kita konfirmasi ke Keuangan (RSUCM), realisasinya sudah bertambah (menjadi tinggi), sekitar 90%. Karena kemarin sudah dilakukan pembayaran sekitar Rp257 juta lagi, termasuk dana iuran BPJS untuk seluruh tanggungan pekerja di rumah sakit, sekitar 1.300 orang. Dana iuran BPJS itu, 4% menjadi tanggungan rumah sakit, dan 1% kewajiban masing-masing pekerja,” ujarnya.
“Jadi, dari total Rp621 juta lebih itu, tinggal sekitar Rp46 juta lagi untuk kegiatan di triwulan IV yang masih bisa dibayarkan di atas 15 Desember, enggak mati anggarannya, itu keterangan dari (Bagian) Keuangan kemarin,” tambah Harry.
Menurut Harry, berdasarkan keterangan Bagian Kepegawaian RSUCM, semua orang yang bekerja di rumah sakit pelat merah ini merupakan pegawai BLUD. “Mulai dari ASN, tenaga kontrak Pemda sampai bakti sukarela itu tenaga BLUD,” ucapnya.
Harry menyebut gaji untuk 19 tenaga kontrak daerah di RSUCM dibayarkan dengan APBK. Dia mengklaim sampai saat ini tidak ada tunggakan gaji/honorarium pegawai BLUD, termasuk uang jasa medis. “Enggak ada (tunggakan), karena yang difasilitasi jasa kontrak BLUD itu cuma empat dokter spesialis yang sebelumnya tidak ada tenaganya di RSUCM. Empat dokter spesialis itu dokter jantung, ortopedi, dan kulit. Satu lagi lupa saya,” ujarnya.[](nsy)