Kamis, September 19, 2024

Permudah Masyarakat Sampaikan Aspirasi,...

SUBULUSSALAM - Sekretariat DPRK Subulussalam melaksanakan sosialisasi fasilitas Pusat Layanan Aspirasi Masyarakat (PusLAM)...

Penonton Membeludak Pertandingan Terakhir...

KUTACANE - Penonton membeludak di venue arung jeram Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI...

Arung Jeram PON, PB...

KUTACANE - Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI) berkomitmen untuk menumbuhkan...

Sidak ke Beberapa SKPK,...

SUBULUSSALAM - Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Subulussalam diharapkan bekerja dengan...
BerandaOpini Harapan kepada...

[Opini] Harapan kepada Mualem-Dek Fadh

Oleh: Suadi Sulaiman (Adi Laweung), mantan kombatan GAM

Persoalan kemiskinan dan pengangguran di Aceh selama ini masih menjadi masalah besar dan serius yang belum terselesaikan dengan baik. Tingginya kemiskinan dan pengangguran di Aceh bahkan sudah diketahui secara nasional. Aceh berulang kali “dinobatkan” dengan “kategori juara” termiskin di Sumatra. Untuk menghilangkan label ini terhadap Aceh, tentu menjadi perhatian serius untuk kita harapkan pada H. Muzakir Manaf atau Mualem dengan H. Fadhlullah atau Dek Fadh, yang telah mendaftar sebagai bakal pasangan calon gubernur-wakil gubernur Aceh ke KIP Aceh. Apalagi selama ini Mualem memang gerah melihat rakyat Aceh yang masih jauh dari kesejahteraan.

Padahal, salah satu cita-cita perdamaian Aceh yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia, yaitu untuk menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat Aceh. Untuk itu, jika nanti terpilih sebagai Gubernur-Wagub Aceh, pasangan Mualem-Dek Fadh agar mampu menghadirkan kesejahteraan itu melalui pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan.

Memang Mualem-Dek Fadh sendiri menyadari, perkembangan zaman tidak dapat dihindari, setiap tahunnya Aceh menghasilkan sekitar 60 ribu sarjana dari total 113 perguruan tinggi dan sekolah tinggi yang ada di Aceh baik negeri maupun swasta, setiap tahunnya. Namun, banyaknya sarjana yang dihasilkan tidak sepadan dengan peluang dan kesempatan kerja yang ada. Belum lagi APBA yang setiap tahunnya banyak mengalir ke luar daerah, sehingga ruang kreativitas dan inovasi generasi muda dan pelaku UMKM sulit berkembang karena rendahnya daya beli produk UMKM.

Salah satu gebrakan yang akan kita minta pada Mualem-Dek Fadh jika nantinya terpilih, yaitu mendatangkan para investor dari luar Aceh dan luar negeri untuk membangun industri pengolahan dan pabrik-pabrik yang siap mempekerjakan tenaga lokal. Pabrik itu perlu didirikan mengingat Aceh punya banyak potensi pada sektor perkebunan, pertanian dan kelautan.

Sebagaimana diketahui, mayoritas masyarakat Aceh hidup dan menggantungkan harapan ekonomi pada sektor perkebunan, pertanian dan perikanan. Itulah sebabnya agar Mualem-Dek Fadh bisa fokus pada pembangunan pabrik dan industri pengolahan. Sementara untuk industri pengolahan, perlu mendatangkan investor agar membuka industri pengolahan ikan di Aceh, sehingga Aceh yang kaya dengan hasil laut melimpah, tidak hanya menjadi penonton di negeri sendiri.

Selain itu, agar Mualem-Dek Fadh bisa mempermudah aktivitas ekspor impor langsung dari Aceh, agar hasil alam Aceh bisa diatur sendiri akan harganya, sehingga tidak ada permainan yang merugikan para petani, pekebun maupun nelayan Aceh. Mualem-Dek Fadh dalam hal ini pun sangat mengharapkan doa dan dukungan semua elemen masyarakat, jika terpilih sebagai gubernur ke depan, maka dalam lima tahun ia memimpin Aceh, kita harapkan bisa mengubah wajah Aceh di mata dunia, yang selama ini dianggap tidak mampu mandiri.

Mualem saat ini Ketua Umum DPP Partai Aceh yang mendapatkan dukungan langsung dan penuh dari Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang akan dilantik dalam waktu dekat. Prabowo merupakan sahabat Mualem, yang tentunya akan membantu Aceh jika nanti Mualem menjadi gubernur. Hubungan kedua tokoh tersebut diprediksi bakal membawa Aceh dan Indonesia menjadi berkembang pesat, dan negara yang maju sebagai harapan dan cita-cita seluruh masyarakat Indonesia.

Mualem juga Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), punya tanggung jawab besar yang harus dijaga, keberlangsungan proses perdamaian di Aceh serta mengantisipasi terjadinya disintegrasi di kalangan masyarakat, terlebih lagi dalam menghadapi Pilkada 2024. Begitu juga Dek Fadh, selain Ketua DPD Gerindra Aceh, juga mantan Komandan Operasi GAM Wilayah Pidie semasa konflik, tentunya tanggung jawabnya sama dengan Mualem. Apa yang kita harapkan ini, agar menjadi prioritas dua tokoh kombatan tersebut.[]

Baca juga: