Minggu, September 15, 2024

Pengukuhan Tim Pemenangan Bintang-Faisal...

SUBULUSSALAM - Bakal Calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Subulussalam, H. Affan Alfian Bintang,...

Hari ke 3 Arung...

KUTACANE - Hingga hari ketiga penyelenggaraan pertandingan (Sabtu, 14 September 2024) tim Provinsi...

Pengumuman Penerimaan Masukan dan...

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA SUBULUSSALAM PENGUMUMAN NOMOR: 442/PL.02.2-Pu/1175/2024 TENTANG PENERIMAAN MASUKAN DAN TANGGAPAN MASYARAKAT PASANGAN CALON...

SKK Migas dan KKKS...

SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)...
BerandaPeunutohPertempuran Partai Politik...

Pertempuran Partai Politik di Pemilu Legislatif 2024

 

OLEH: THAYEB LOH ANGEN
Jurnalis Portalsatu.com, Penyair dari Sumatra, Aceh.

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau pemilihan umum (pemilu) legislatif pada tahun 2024 mulai disiapkan oleh para pengurus partai politik. Mereka akan bertempur mati-matian untuk menentukan siapa yang lebih kuat di dalam politik Aceh.

Para calon anggota DPR tingkat Negara Republik Indonesia (RI), tingkat Pemerintah Aceh, dan tingkat pemerintah kabupaten/kota di Aceh pun bermunculan. Ada wajah lama, ada pula wajah baru. Selain itu, para calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh juga menyiapkan dirinya.

Partai Politik Lama dan Partai Politik Baru

Sebagaimana Surat Keputusan (SK) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 518 Tahun 2022, peserta pemilu legislatif tahun 2024 di Aceh adalah 17 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh.

Dengan banyaknya partai politik yang ikut serta, maka dipastikan, pemilu legislatif tahun 2024 akan menjadi pertempuran besar-besaran antara mereka. Masing-masing partai politik akan berupaya menguatkan pengaruhnya di Aceh dengan cara menarik simpati dari calon pemilih.

Keduapuluhtiga partai politik tersebut, harus berpandai-pandai menawarkan pemikirannya kepada para calon pemilih. Ada sekira 3,5 juta lebih jiwa yang ada di Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.

Partai politik yang sudah lama hadir dan memiliki kursi di DPR berbagai tingkat, tentu telah mengetahui cara yang akan mereka gunakan untuk meraih tujuannya. Demi mempertahankan keberadaannya, niscaya hal-hal yang tepat akan mereka pertahankan dan hal-hal yang keliru akan mereka tinggalkan.

Sementara partai politik baru, seperti beberapa partai politik lokal di Aceh, harus bekerja lebih keras. Walaupun sebelumnya, sebagian anggotanya pernah terlibat di dalam partai politik lain, tetapi partai politik baru perlu menemukan rumus baru pula. Itu membutuhkan kerja keras yang melibatkan sumber daya manusia, finansial, dan kecerdasan yang tinggi.

Partai politik baru harus mampu merumuskan harapan baru, atau rakyat pemilih akan mengabaikannya. Teori bahwa orang-orang yang jenuh dengan hal lama akan beralih ke hal baru, tidak akan berlaku di dunia politik.

Orang-orang yang jenuh dengan kebijakan para politisi dari partai politik yang lama lebih memilih mengabaikan pemilihan umum, daripada memilih partai politik yang baru. Kecuali, jika partai politik yang baru betul-betul menawarkan pembaharuan yang meyakinkan. Itu butuh sumber daya yang besar.

Politik adalah Jalan Pengabdian

Politik itu pada dasarnya adalah jalan pengabdian, untuk mengabdi pada kepentingan rakyat. Namun, dalam perjalanannya di negeri ini, para politisi seakan telah mengubah politik menjadi semacam permainan dan pertempuran untuk merebut kekuasaan.

Dalam setiap permaianan, pemain yang berpengalaman lebih banyak mendapatkan peluang untuk menang daripada pemain baru. Walaupun demikian, ada juga beberapa partai yang baru muncul langsung berkuasa.

Pemilu adalah pesta demokrasi milik rakyat. Rakyat diberikan kekuasaan untuk memilih siapapun yang ditawarkan oleh partai politik untuk mewakili mereka di pemerintahan.

Dalam hal ini, walaupun disebutkan rakyat yang berkuasa untuk memilih, tetapi sebenarnya itu adalah hasil pilihan para pengurus partai politik. Pengurus partai politik adalah penentu siapa orang-orang yang akan dipilih oleh rakyat.

Dengan demikian, para pengurus partai politik memerlukan sumber daya yang besar untuk menentukan calon-calon terbaik untuk mewakili rakyat. Itu bukan kerja mudah. Kekeliruan para pengurus partai politik akan menimbulkan ketidakseimbangan antara kepentingan rakyat dan kebijakan pemerintah, akan merusak sebuah negara dari dalam.

Masa depan pemerintahan rakyat, seperti di Aceh, tergantung pada sikap partai politik peserta pemilu dalam menentukan syarat untuk calon anggota legislatif. Sistem demokrasi, yang disebutkan bahwa ‘Politik di tangan rakyat’, sebenarnya, adalah berada di tangan para pengurus partai politik.

Dengan demikian besarnya pengaruh pengurus partai politik, niscaya, alangkah ruginya orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan, tetapi tidak bersedia masuk ke dunia politik. Dalam dunia perpolitikan, kemauan, kemampuan, dan kebersediaan, merupakan hal utama untuk berhasil.

Berawal dari Cara Partai Politik Memilih Calon Anggota Legislatif

Untuk menguatkan rakyat dalam segala bidang, maka kita mengharapkan kepada pengurus partai politik untuk memilih orang-orang tepat.

Pengurus partai politik hendaknya memilih orang yang berpengetahuan dan bijaksana untuk dijadikan calon anggota legislatif di semua tingkatan. Nasib rakyat dimulai dari cara partai politik memilih calon legislatif. Semua berawal dari sana.

Semua berawal dari cara para pengurus partai politik memilih calon anggota legislatif. Hal tersebut karena, untuk menjadi partai yang dapat mencalonkan eksekutif seperti presiden, gubernur, bupati, wali kota secara tunggal bagi partai politik adalah jika cukup jumlah kursi miliknya di DPR.

Artinya, partai politik yang mengendalikan anggota DPR di semua tingkatan adalah penentu siapa presiden, gubernur, bupati, dan wali kota di negeri ini. Rakyat dan para cendikiawan kita jarang memperhatikan hal yang penting ini, sehingga adakalanya, setelah pemilu usai, sistem pemerintahan demokrasi yang adil pun mundur.

Kedaulatan Rakyat

Rakyat Aceh merupakan salah satu rakyat yang menjadikan politik sebagai perbincangan dalam kesehariannya. Rakyat dari semua kalangan membicarakan politik di mana pun. Di rumah, di kedai kopi, di ladang, di sawah, di laut, bahkan di dalam tidurnya.

Tidak ada hal rahasia bagi rakyat Aceh dalam politik. Bahkan, sebagai contoh, ketiika air di sawahnya tidak mengalir–karena dia lupa membuka pintu air– pun kadang yang disalahkan adalah presiden, atau gubernur.

Akan tetapi, yang disayangkan, minat rakyat Aceh pada politik tersebut tidak dibina oleh para cendikiawan. Para cerdik pandai di lembaga pendidikan resmi maupun di kalangan umum tidak mengurusnya.

Rakyat dibiarkan berpikir liar dengan kabar yang simpang siur. Tanpa pengetahuan tentang politik, rakyat menafsir sendiri kabar yang beredar di media-media, baik media arus utama yang terdaftar (mainstream) maupun media sosial.

Hal tersebut menandakan bahwa kekeliruan rakyat dalam menyikapi politik merupakan kesalahan banyak pihak. Yakni, selain kesalahan para pengurus partai politik dan para cendikiawan dari berbagai pihak, juga kesalahan kami, para pengurus media massa, dan pemantau media di pemerintahan.

Selain itu, rakyat Aceh perlu memahami bahwasanya pertempuran partai politik dalam menarik perhatian para calon pemilih bukanlah pertempuran antara orang jahat dan orang baik. Tidak ada hal seperti itu di dalam perpolitikan, walaupun yang terlihat dari luarnya begitu.

Di dalam politik, semua hal dapat berubah secara cepat, lebih cepat daripada perubahan angin muson.

Dengan demikian, persaingan yang terkadang melibatkan kekerasan, seperti yang pernah terjadi di Aceh, hanya akan mencerminkan kekurangmatangan cara berpikir para pendukung dan pengurus partai politik itu sendiri.

Derajat perpolitikan kita akan naik ketika para politisi dari berbagai partai politik, akan berlomba-lomba memberikan hasil pemikirannya supaya dipilih. Bukan berlomba-lomba memberikan bantuan berupa benda. Tatkala siapa yang memiliki konsep terbaik, itulah yang akan menang, maka di kala itulah Aceh bermartabat, maju.

Upaya Memperbaki

Berangkat dari kenyataan tersebut, kami, pihak Portalsatu.com yang bernaung di dalam PT Portal Media Utama yang terdaftar secara administrasi dan faktual di Dewan Pers Indonesia, memilih mengangkat tema politik untuk menyeimbangkan kabar bidang tersebut kepada rakyat.

Kami menyadari bahwa pilihan yang kami buat ini –memilih tema politik–bukanlah kebijakan yang pupuler (masyhur). Itu jarang dilakukan oleh media-media di Aceh. Akan tetapi, kami meyakini, apapun upaya demi lebih membaiknya Aceh, harus dilakukan, harus ada yang melakukannya.

Kami tidak mengharapkan bahwasanya pilihan ini akan dianggap sebagai salah satu yang terbaik untuk dilakukan. Namun, kami mengharapkan kiranya dapat meneruskan apa yang kami mulai ini. Salam peradaban.
Banda Aceh, Senin, 30 Januari 2023.[]

Baca juga: