LHOKSEUMAWE – Penjabat Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Imran, meminta manajemen baru PT Rumah Sakit Arun Medica (RSAM) mampu menjadikan Rumah Sakit (RS) Arun sebagai RS unggul di Lhokseumawe. Imran mengingatkan para karyawan RS Arun jangan ada lagi aksi demonstrasi.
Imran menegaskan hal itu pada acara pelantikan Dr. Sapna Biby, Widyana Verawaty Siregar, Ph.D., dan drg. Halida masing-masing sebagai Komisaris Utama dan Direktur PT RSAM, serta Direktur/Kepala RS Arun, di Aula RS Arun Lhokseumawe, Rabu, 11 Oktober 2023.
“Seorang pejabat itu harus sesuai apa yang diucapkan dengan yang dikerjakan. Jangan diucapkan lain, kenyataannya lain, yang dilakukan itu lain lagi,” kata Imran dikutip portalsatu.com dari rekaman pidato Pj. Wali Kota itu.
Imran menanyakan kepada Sapna Biby, Widyana Verawaty Siregar, dan Halida, “Ada hubungan keluarga enggak dengan saya, ada hubungan pertemanan enggak dengan saya?”
“Ketiganya itu tidak kenal saya secara pribadi. Saya tidak titip untuk jadi ini orang. Proses seleksi itu bukan saya yang lakukan sendiri. Ada prosesnya mulai seleksi administrasi sampai wawancara. Seleksi ini dilakukan secara terbuka. Jadi, yang punya jagoan-jagoan kemarin itu maunya suruh daftar. Jangan selesai proses seleksi baru ribut komentar, suruh batalkan pelantikan. Itu WA yang saya terima beberapa hari lalu,” ujar Imran.
Imran menyebut proses seleksi melibatkan akademisi dan praktisi sehingga ia menginginkan manajemen PT RSAM yang terpilih adalah orang profesional. “Yang enggak bisa mengikuti irama saya di rumah sakit ini mulai hari ini silakan mengajukan surat pengunduran diri. Itu lebih fair, lebih gentle daripada ngomong di medsos,” tuturnya.
“Dan kepada seluruh karyawan Rumah Sakit Arun, ini sudah ada direktur, sudah ada direktur PT RSAM yang baru. Enggak usah lagi demo-demo, unjuk-unjuk kekuatan sama saya. Kalau saya jangan ditantang, makin cepat saya cari karyawan baru yang loyal kepada rumah sakit ini. Ini saya ingatkan,” tegas Imran.
Imran juga menyampaikan sedang berupaya memperbaiki tata kelola Pemko Lhokseumawe. “Secara struktural, organisasional, tata kelola Pemko Lhokseumawe ini mencapai titik nadir. Saya ingin memperbaiki, orang (lain) cuma bisa komentar di luar. Tahu enggak keadaan di dalam, tahu enggak berapa PAD Lhokseumawe, tahu enggak berapa utang Pemko Lhokseumawe, tahu enggak defisit APBK Lhokseumawe?”
“Sejak merdeka (dimekarkan) dari Aceh Utara, APBK Lhokseumawe tidak sehat. Lebih besar belanjanya daripada pendapatannya. Belum lagi kewajiban-kewajiban yang tidak pernah diselesaikan dengan baik,” ungkap Imran.
Imran menyebut utang belanja Pemko Lhokseumawe dari tahun 2015 sampai 2022 sangat besar. “Ada enggak yang komentar terkait dengan itu? Yang komentar cuma sanggahan proyek, telat buat SK untuk pencairan anggaran. Tahun ini Lhokseumawe yang sudah terbaca itu defisit Rp21 miliar. Ada enggak yang komentar kenapa bisa jadi begitu? Kemana sumber PAD kita, pernah dikelola enggak dengan baik, termasuk Rumah Sakit Arun ini,” tuturnya.
“Kita ingin menyehatkan semuanya, maka kita pilih orang-orang yang profesional di bidangnya. Termasuk mulai kita tata birokrasi di Pemko Lhokseumawe. Jangan asal komentar saja kita di luar,” tambah Imran.
Kepada manajemen baru PT RSAM yang dilantik, Imran mengingatkan, “Saya menginginkan Rumah Sakit Arun ini menjadi rumah sakit yang unggul di Lhokseumawe. Makanya saya seleksi secara terbuka untuk memilih orang-orang yang unggul dari seluruh peserta yang ikut seleksi. Saya menginginkan setelah rumah sakit ini unggul, RS ini bisa menghasilkan pendapatan bagi Pemko Lhokseumawe”.
“Kalau seandainya sebelumnya bagus kita kelola (RS Arun), kita sudah bisa bangun rumah sakit daerah sendiri. Tapi sejak 2001 kita merdeka dari Aceh Utara, 22 tahun kita jadi Pemko Lhokseumawe, rumah sakit daerah pun kagak ada. Seharusnya kalau RS Arun ini dikelola dengan baik (sejak 2016 dikelola BUMD/perusahaan daerah) bukan tidak mungkin 22 tahun Kota Lhokseumawe berdiri sudah punya rumah sakit daerah, kalau pendapatan itu enggak masuk ke kantong pribadi,” ujar Imran.
Imran berharap manajemen baru PT RSAM mampu menggunakan aset rumah sakit tersebut untuk membangun Kota Lhokseumawe. “Saya tidak kenal dengan Anda, tapi saya menaruh kepercayaan kepada Anda bertiga untuk mengelola Rumah Sakit Arun menjadi lebih baik,” ucapnya.
“Kepada seluruh jajaran Rumah Sakit Arun, saya jamin, kalau ada yang macam-macam, Anda tidak mengundurkan diri, saya yang minta Anda mundur. Kalau Anda tidak perbaiki kinerja Anda, saya tidak akan menunggu surat pengunduran diri, pasti saya akan mundurkan Anda. Jadi, selesai ini (pelantikan) tidak ada lagi yang demo-demo, kalau saya dengar itu saya pecat langsung,” tegas Imran.
Imran berharap setelah manajemen baru PT RSAM dilantik, pengelolaan RS Arun berjalan on the track. “Tidak ada lagi belajar, apalagi saya tahu Buk Halida memang orang rumah sakit ini, sudah tahu permasalahan di sini. Pelayanan kepada seluruh pasien harus bagus, itu yang mencirikan rumah sakit unggul. Orang ke rumah sakit jangan tambah sakit. Rumah sakit yang bagus, sebelum konsultasi (pasien) sudah merasa nyaman,” ujarnya.
Dia turut menyoroti AC (pendingin ruangan) dan alat pemadam di RS Arun yang kondisinya dinilai tidak layak lagi. “Ini harus kita perbaiki, dan saya tidak akan cawe-cawe, minta-minta proyek terkait dengan itu. Kalau ada yang mengatasnamakan saya sampaikan kepada saya,” kata Imran.
Imran mengingatkan Kadis Kesehatan Lhokseumawe jangan sampai obat-obatan di RS Arun sudah “jelang-jelang kadaluarsa”. “Saya ada datanya terkait itu. Peralatannya jangan sampai sudah karatan masih digunakan untuk melayani pasien,” ungkapnya.
Terkait perekrutan karyawan RS Arun, Imran minta dilakukan secara terbuka menggunakan sistem CAT. “Jadi tahu itu kalau memang pintar ya pintar, kalau bodoh ya bodoh. Kalau memang memenuhi syarat untuk lulus ya memenuhi syarat untuk lulus. Jangan nanti (mengadu), ‘Pak Wali Kota, kami sudah dipecat’. Suruh ikut tes tidak mau, suruh tingkatkan kinerja tak mau. Bagaimana kita mempertahankan karyawan seperti itu,” tegas Imran.
Imran juga minta praktik dokter spesialis di RS Arun dibuka seluas-luasnya, dan tidak ada istilah senioritas.
“Dengan dilantiknya pengurus PT RSAM dan Rumah Sakit Arun yang baru, saya harap beban pada saya berkurang. Jangan sampai saya sudah angkat Anda tambah beban pada pikiran saya. Itu tidak menyelesaikan masalah berarti kita seleksi pengurus Rumah Sakit Arun,” kata Imran.
“Saya ucapkan selamat kepada yang dilantik hari ini. Saya tunggu kinerja Anda yang lebih baik,” pungkas Pj. Wali Kota Lhokseumawe itu.
Diberitakan sebelumnya, Widyana Verawaty Siregar dan Sapna Biby merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh. Sedangkan Halida sudah lama bekerja di RS Arun.
Baca juga: Dua Dosen Jadi Direktur dan Komisaris PT Rumah Sakit Arun Medica, Ini Kata Pihak Unimal.[](red)