BIREUEN – Sebagian warga di Kabupaten Bireuen terlihat masih abai terhadap imbauan social distancing dari pemerintah seperti menjaga jarak dan take away (bungkus bawa pulang) dalam upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) .
Pantauan portalsatu.com, Minggu, 5 April 2020, sejumlah warung dan kafe di seputaran Kecamatan Kota Juang, Bireuen mulai buka. Warga dari berbagai usia terlihat memadati kafe di kawasan Simpang Empat Bireuen. Hal sama juga di sejumlah kafe depan Pendopo Bireuen serta kafe di Jalan T. Hamzah Bendahara.
Para pengunjung kafe terlihat duduk bergerombolan mengelilingi meja, tidak menjaga jarak seperti imbauan pemerintah. Mereka juga duduk berdekatan dengan kelompok pengunjung lain.
Murtaza, seorang warga Bireuen mengaku heran melihat sebagian warga di sana masih menganggap remeh penyebaran Covid-19. Pelanggaran serupa juga terjadi pada pedagang di Pasar Bireuen.
“Setahu saya seruan jaga jarak dan larangan pedagang supaya tidak melayani pembeli makanan di tempat belum dicabut, tetapi mengapa pula pelanggaran dibiarkan, padahal awalnya petugas tegas,” katanya.
Ia berharap agar pencabutan penerapan jam malam tidak membuat warga dan pedagang berbuat semaunya. Sebab yang dicabut hanya penerapan jam malam, bukan soal social distancing dan take away untuk mencegah wabah virus.
Keuchik Desa Bandar Bireuen, Adam selaku pemimpin di wilayah letak hampir seluruh kafe dan warung di kota Bireuen, irit bicara saat ditemui di Posko Relawan Covid-19 untuk rakyat miskin di Alun alun Bireuen.
“Atas permintaan pedagang yang menghadap ke 'sana'. Maka dibolehkanlah warung dan kafe buka kembali setelah tutup seminggu. Tetapi letak antar meja minimal dua meter. Kalau pedagang di Langgar Square saya liat patuh,” katanya.[]