TAKENGON — Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah dikenal sebagai daerah penghasil kentang berkualitas. Namun kentang yang ditanam warga selama ini bibitnya masih didatangkan dari Pengalengan, Jawa Barat.
Hal ini mengusik Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar. Kondisi ini menurutnya tidak bisa dibiarkan berlanjut.
“Sudah saatnya Aceh Tengah produksi bibit kentang sendiri,” katanya saat panen kentang perdana di Kecamatan Atu Lintang, Rabu, 14 Februari 2018.
Kentang yang dipanen merupakan hasil kerja dari Kelompok Tani Berketier Kampung Merah Mege. Menurut Shabela, jika bibit kentang dihasilkan sendiri akan membuat daerah itu mandiri dan petani bisa memangkas biaya produksi.
Rencana beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus Lhokseumawe diharapkan juga berdampak pada semakin besarnya permintaan terhadap tanaman hortikultura asal dataran tinggi Gayo.
“Sekarang kami minta petani menjaga kualitas, apalagi nanti bibit sudah kita produksi sendiri,” kata Shabela yang akan terus mengawal agar produksi bibit dapat terwujud.
Selain memanen kentang, hari itu Shabela juga memanen cabai perdana hasil kerja Kelompok Tani Antara Satu di Kampung Pantan Damar.
Meski nilai jual cabai cenderung tidak stabil, Shabela meminta petani tidak berhenti menanam cabai.
“Jangan berhenti menanam, karena cabe kalau rugi pun tidak besar, kalau lagi mujur bisa untung sangat besar,” katanya.
Menurut Shabela, cabe berbeda dengan palawija lain yang memiliki nilai jual lebih fluktuatif sehingga perlu terus dikembangkan.
“Untuk Aceh Tengah, cabe di Kecamatan Ketol yang terbaik, ini bisa dibuktikan dan diadu kualitasnya dengan cabe dari wilayah yang lain,” kata Shabela.[]