BANDA ACEH – Ketua Gerindra Aceh, TA Khalid, mengatakan politik selalu disebutkan perbuatan dunia. Padahal bagaimana cara hal duniawi ini turut menguntungkan untuk akhirat.
“Nyo bak droe. Bak droe teuh mandum. Beuno na geupeusampo le Abuya bahwa politik harus dipilah dari agama, nyan kon. Nyan adalah strategi liberisasi,” ujar TA Khalid saat memberikan pencerahan politik di hadapan santri santriwati dalam silaturahmi dengan Dayah Darul Munawarah, Ulee Glee, Pidie Jaya, Jumat, 4 Maret 2016.
Hadir dalam silaturahmi tersebut, Ketua PA/KPA H Muzakir Manaf dan Pimpinan Darul Munawarah, Abu Kuta Krueng.Â
TA Khalid mengatakan diperlukan kekuasaan untuk perubahan yang menjadikan agama tersebut penting. “Penting agama menguasai politik, kon politik menguasai agama,” katanya.
Dia mengatakan Pilkada yang hampir dekat, TA Khalid turut mengingatkan agar jangan gara-gara politik meninggalkan agama. Dia juga turut memaparkan pentingnya pemilihan umum kepala daerah untuk memperbaiki daerah.
“Mandum calon gubernur peugah peuget nanggroe. Inoe keuh peurle ilme pulitek, peu beutoi yang dipeugah diek nyan untuk peugot nanggroe? Ta neuk sipat baje kon perle mete? Nyo proses politik, pemilihan politik, maka perle pencerahan politek,” kata TA Khalid.
Dia mengatakan para santri dan santriwati untuk memahami politik guna memperbaiki negeri di masa depan. TA Khalid turut memaparkan perbedaan sistem politik yang berlaku di Indonesia dengan Malaysia. Menurutnya di Malaysia berlaku sistem parlementer. “Apabila kekuasaan ka dikuasai le parlemen maka selesailah,” katanya.
Dia juga menyebutkan bahwa Indonesia tidak menganut sistem presidentil tetapi pemerintahan. TA Khalid mengumpamakan sistem pemerintahan ini seperti perahu dua kemudi. “Keumudo saboh dikheun pemerintah atau gubernur, keumudo saboh teuk nyan DPR. Nyo yang harus ta sadari, wate dipeugah le sidroe-sidroe ureung, nyo keuneuk maju jak peugot nanggroe, ta kalon. Bek ban ka i peugah lon nyo keuneuk jak u Medan, eu mandum geutanyo. Ban ta eu tiket u Meulaboh, han trok.”
Menurutnya syarat memperbaiki negeri adalah kompak. Tidak ada negeri yang makmur karena kekuatan, tetapi atas kekompakan. Dia mengatakan memperbaiki negeri memerlukan komunikasi konkrit dengan semua pihak. Dia juga mengungkapkan kelemahan-kelemahan calon independen yang melaju di Pemilukada.Â
“Pemerintah ngon DPR ibarat geuritan apui ngon rel. Meuseu na ureung peugah, nyo hayeu that geuritan apui nyoe, geuritan apui ekspress, kecepatan tinggi, dari Jepang, man rel pat?” katanya.
Dia mengatakan secepat apapun kereta api tanpa rel tidak bisa berjalan. Menurut TA Khalid sistem di Indonesia ini dikuasakan pada dua lembaga yaitu eksekutif dan legislatif. Dia juga mengatakan tidak bisa seorang gubernur dengan seenaknya memberlakukan Peraturan Gubernur dalam hal anggaran tanpa melibatkan DPR.
“Nyoe yang harus dipham. Jadi kon lon benci independen, lon neuk peugah, nyoe hana cocok,” katanya.
Dia juga mengiaskan tidak mungkin bisa kereta api berjalan di atas aspal. Di hadapan para santri, TA Khalid juga mengumpakan memilih Gubernur Aceh seperti membuat tape.
“Peuget tape jeut barangkaso, peuget ragoe? Meu so-so sinyak,” katanya.
Dia mengatakan tidak mungkin tape tersebut jadi kalau tidak dibubuhkan ragi. Dalam kesempatan tersebut, TA Khalid juga menyebutkan bahwa kebohongan di Aceh tersebut lebih cepat beredar dari kebenaran.Â
“Hana mungkin lahe pemimpin ma'ruf, di teungoh-teungoh ureung tanyoe yang maksiet. Han mungkin tanyoe na pandangan yang sempurna pada kayu yang bengkok, ta loh rot no paneuk, ta loh reut keuno cikok,” katanya.
Dia turut mengajak para santri bekerja untuk memenangkan Muzakir Manaf sebagai calon Gubernur Aceh pada Pemilukada 2017 mendatang. Dalam kesempatan tersebut, para santri Darul Munawarah turut membentuk Sahibul Mualem untuk memenangkan Muzakir Manaf.
Sebelumnya diberitakan, Abu Kuta Krueng meminta Ketua Umum Partai Aceh/Komite Peralihan Aceh (PA/KPA), Muzakir Manaf (Mualem) untuk memilih T. A. Khalid sebagai calon Wakil Gubernur Aceh di Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2017 mendatang. Hal ini disampaikan Abu Kuta Krueng saat Mualem bersilaturahmi ke Pesantren Darul Munawarah Kuta Krueng, Kecamatan Bandar Dua, Ulee Glee, Jumat, 4 Maret 2016.Â
“Biar sama pakat dan kompak, biar nggak tarik menarik, bek sidro tarek u wi dan sidro tarek u neun,” kata Abu Kuta Krueng yang juga didengar ribuan santri dan santriwati.Â
Selain itu, Abu Kuta Krueng juga meminta Mualem untuk memperkuat penegakan syariat Islam di Aceh. “Sesuai Dinnul Islam. Bila jadi gubernur, bejeut na Nanggroe Aceh. Beulage jameun, bek lage jino hana jelas,” kata Abu Kuta Krueng.
Abu Kuta Krueng juga meminta para hadirin berdoa untuk kebaikan Aceh di bawah kepemimpinan Mualem ke depan.
“Menyo kasapu pakat bak bangun Aceh, dan agama pih beutajaga, hana kreh kroeh, gok-gok untuk ta bangun Aceh,” ujarnya.
Abu Kuta Krueng menilai Mualem dan T. A. Khalid mampu untuk menyatukan umat menuju Aceh yang darussalam. “Nyan permintaan lon, mungken syit Mualem na pilihan laen, nyan terserah Mualem,” ujarnya.[](bna)