Pada tanggal 23 dan 24 Januari 2001, Pemerintah Republik Indonesia (RI) bersama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) membentuk Forum Bersama di Swiss. Mereka memberi petunjuk kepada komite-komite di Aceh.

Forum bersama ini mendorong partisipasi penuh masyarakat dalam rangka penerapan program-program kemanusiaan, sebagaimana disebutkan dalam kesepakatan bersama jeda kemanusiaan untuk Aceh. Forum ini juga meminta penegasan kembali Komite Bersama Aksi Kemanusiaan (KBAK) terhadap prinsip netralitas yang berhubungan dengan distribusi dan koordinasi bantuan kemanusiaan.

Forum Bersama juga menginstruksikan Tim Monitorring Aksi Kemanusiaan (TMAK) untuk memperkuat kegiatan-kegiatannya dengan dukungan Henry Dunant Centre (HDC), untuk memenuhi fungsi yang telah dibebankan kepadanya. Sementara kepada HDC diminta untuk memperkuat usaha-usahanya untuk memobilisasi dana bantuan kemanusiaan.

Sementara kepada Komite Bersama Modalitas Keamanan (KBMK) diminta untuk segera menyelesaikan masalah pengungsi. KBMK untuk bersama KBAK mendampingi pemulangan pengungsi ke rumah secara suka rela, selamat dan aman.

Istruksi lainnya dari Forum Bersama di Swiss adalah meminta kepada Tim Monitoring Modalitas Keamanan (TMMK) untuk memperbaiki kualitas laporan dengan membuat secara lebih objektif, faktual, dan menyertakan laporan-laporan forensik yang relevan. Laporan-laporan itu akan digunakan oleh anggota-anggota komite bersama untuk ditindaklanjuti, bukan untuk kepentingan pengadilan.

Forum Bersama juga mendorong komite bersama dan tim-tim monitoring bekerja dalam kerangka kerja yang sudah biasa, khususnya yang berhubungan dengan pengungsi. Kemudian Forum Bersama akan meninjau kembali kemajuan enam hal penting yang diajukan olek KBMK pada pertemuan Forum Bersama yang pertama, dan memutuskan bahwa dua orang dari ketua KBMK yang hadir dalam pertemuan Forum Bersama akan menjelaskan kepada KBMK tentang ada yang telah dibahas pada Forum Bersama tersebut.[]