BerandaHeadlineAceh Hari Ini: Pasukan dari Aceh Dikirim ke Front Medan Area

Aceh Hari Ini: Pasukan dari Aceh Dikirim ke Front Medan Area

Populer

Pada 28 Maret 1946, pasukan-pasukan dari Aceh mulai dikirim ke Sumatera Timur untuk melawan tentara Sekutu/NICA dalam perang Front Medan Area. Orang Aceh menyebutnya “Jak u Front.”

Pengiriman pertama dilakukan oleh Komandan Divisi V Tentara Republik Indonesia (TRI) Aceh, terdiri dari dua kompi pasukan Batalyon IX dan dua kompi pasukan Laskar Mujahidin pimpinan Haji Affan dan Muhammad Yusuf Bahruny Bireuen.

Komandan Kesatuan dari Aceh Kapten Alamsyah berulang kali menyamar masuk ke Kota Medan untuk memantau keadaan sebelum membawa pasukan dari Aceh masuk untuk menduduki tempat-tempat strategis. Pasukan-pasukan dari Aceh digerakkan masuk ke Kota Medan dengan 12 truk militer yang dipimpin oleh Ismail Muda Bireuen.

Baca Juga: Belanda Memproklamirkan Perang Terhadap Aceh.

Bersamaan dengan itu juga diangkut satu kompi laskar raykat dari Takengon yang dipimpin oleh Pang Akob, satu kompi laskar mujahidin dari Samalangan pimpinan Nyak Ali Pulo Drien, satu kompi laskar dari Geulanggang Labu Matang Geulumpang Dua pimpinan Cut Ali.

Selain membawa rombongan pasukan dari Aceh ke Kota Medan, bersama pasukan-pasukan tersebut juga disertakan empat ton bahan makanan sumbangan  rakyat Aceh. Pada tanggal 1 April 1946 rombongan pasukan dari Aceh ini tiba di Binjai dan disambut oleh ulama Langkat, Halim Abdul Hasan.

Ketika perang di Front Medan Area semakin berkecamuk, dari Aceh juga dikirim lagi pasukan meriam yang dipimpin oleh Nukum Sanany. Aceh juga membentuk pasukan lainnya yang lebih besar dalam Resimen Istimewa Medan Area (RIMA). Melalui RIMA pasukan-pasukan dari Aceh diorganisir lebih rapi dengan serangan-serangan terencana dalam beberapa komando.

Kota Medan digempur dari berbagai sisi oleh pasukan RIMA dibantu pasukan-pasukan pro Republik dari Sumatera Timur. Karena itu pula upaya Sekutu/NICA untuk masuk ke Aceh melalui Medan tak pernah terwujud. Pada agresi kedua Belanda itu, Aceh merupakan satu-satunya daerah di Republik Indonesia yang tidak mampu dimasuki oleh Sekutu/NICA, meski Sekutu/NICA sudah menduduki Pulau Weh, Sabang, setelah melucuti kekuatan Jepang di sana pada 25 Agustus 1945.

Baca Juga: Pejuang Republiken Keluar dari Sabang.

Setiap kapal dan pesawat Belanda yang mendekati daratan Aceh ditembaki dengan meriam. Kekuatan militer Aceh saat itu ditopang oleh empat pabrik senjata milik Jepang yang berhasil direbut oleh Residen Aceh. Jika di daerah lain di Indonesia kekuatan Jepang dilucuti oleh Sekutu/NICA, tidak dengan Aceh. Itu pula yang kemudian menjadi salah satu alasan Presiden Soekarno menggelar Aceh dengan sebutan Daerah Modal Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Lebih jelas tentang pergerakan pasukan dari Aceh untuk memerangi Sekutu/NICA di Front Medan Area ini bisa dibaca dalam buku Aceh Daerah Modal, Long March ke Medan Area ditulis oleh Tgk AK Jacobi, diterbitkan oleh Yayasan Seulawah RI-001 di Jakarta pada tahun 1992.

Bisa juga dibaca dalam buku Batu Karang di Tengah Lautan ditulis oleh pelaku perjuangan kemerdekaan di Aceh Teuku ALibasjah Talsya dan diterbitkan oleh Lembaga Sejarah Aceh (LSA) tahun 1990.[]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita lainya