Senin, September 9, 2024

Persaudaraan Masyarakat Brunei Darussalam...

BANDA ACEH - Berkenaan dengan berita duka cita, telah berpulang ke Rahmatullah seorang...

Peduli Terhadap Anak Yatim, Abu...

SUBULUSSALAM - Pimpinan Pondok Pesantren Babul Khairi, Desa Batul Napal, Sultan Daulat, Abu...

Masyarakat Gayo-Agara Gelar Kesenian...

KUTACANE - Dalam rangka melestarikan tari Saman hingga ke anak cucuk, masyarakat Gayo-Agara...

Panwaslih Aceh Paparkan Hasil...

LHOKSEUMAWE - Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih/Bawaslu) Provinsi Aceh menggelar sosialisasi hasil pengawasan dan...
BerandaNewsIni Kata Ketua...

Ini Kata Ketua HIPMI Aceh Soal Investasi

BANDA ACEH – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh berkomitmen mendorong investasi dari perusahaan-perusahaan asing yang sudah didapatkan oleh pemerintah Indonesia agar segera terealisasi guna membantu pemulihan ekonomi di Provinsi Aceh.

Hal itu disampaikan Ketua HIPMI Aceh, Rizky Syahputra, saat mendampingi Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bertemu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Kamis, 18 Februari 2021 lalu.

Dalam pertemuan itu, Pemerintah Aceh meminta agar pemerintah pusat melalui BKPM dapat menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi penghambat investor dalam merealisasikan investasinya di daerah.

“Oleh sebab itu, HIPMI bersama Gubernur Aceh hadir ke Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk melaporkan kegiatan investasi di Aceh,” ujar Rizky melalui keterangan tertulisnya, Sabtu, 20 Februari 2021.

Menurut Rizky, ketika investor sudah berkomitmen investasi artinya mereka memang sudah berniat berinvestasi di Aceh. Dalam hal ini HIPMI Aceh akan menjadi lokomotif untuk mendorong efisiensi dari berbagai aspek sehingga investor akan memilih Aceh sebagai tempat investasi.

“Kita tidak mau berandai-andai, tapi jika kita bahu membahu bersama untuk memajukan Aceh, kami yakin suatu saat iklim investasi di Aceh akan tumbuh positif,” ujar Rizky.

Rizky mengatakan, HIPMI Aceh akan membantu Pemerintah Aceh menentukan kebijakan dan langkah baru untuk mendorong perkembangan ekonomi, menyerap investasi, dan menyambut gelombang pergeseran investasi dan produksi dari badan-badan usaha nasional bahkan asing ke Aceh.

“Kami siap mendukung Pemerintah Aceh dalam rangka merealisasikan investasi yang akan dilakukan oleh investor di seluruh Aceh,” katanya.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dalam pertemuan itu melaporkan perkembangan investasi di Aceh. “Kondisi keamanan dan kepastian hukum di Aceh selama ini telah berjalan dengan baik. Semua investasi di Aceh berjalan baik, hanya saja terkendala dengan Covid-19,” kata Nova.

Di antara investasi yang mengalami penundaan akibat covid-19 adalah Blok Andaman III yang dikelola Repsol, perusahaan Migas asal Spanyol dan Mubadala Petroleum. Seharusnya eksplorasi di Blok Andaman III ini dilakukan pada Februari tahun ini. Namun covid membuat aktivitas eksplorasi tertunda hingga diperkirakan mencapai satu tahun lamanya.

Nova juga menyampaikan rencana investasi Uni Emirat Arab (UEA) yang awalnya menargetkan Pulau Banyak, Aceh Singkil. Namun, mereka terakhir beralih ke Sabang.
“Karena di Pulau Banyak airborne, dermaganya belum ada, mereka berharap kita membangun infrastruktur dulu. Padahal alamnya sangat bagus,” kata Nova.

Untuk tahap awal, kata Nova, para investor UEA akan melakukan investasi di Sabang. Mereka akan mengeluarkan anggaran sekitar setengah triliun yang dipergunakan untuk pembangunan resort.

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyambut baik kedatangan Gubernur Aceh untuk menyampaikan laporan terkait investasi di Aceh. Pihaknya berjanji untuk membantu penyelesaian beberapa kendala investasi di Aceh.[](*)

Baca juga: