Kamis, September 19, 2024

Aceh Tambah Medali Perunggu...

KUTACANE - Tim arung jeram Aceh menambah medali perunggu dari nomor lomba Slalom...

Aqil Fadhillah Pimpin Gapensi...

SUBULUSSALAM - Aqil Fadhillah Aradhi dipercayakan memimpin Gabungan Pelaksana Kontruksi Nasional Indonesia (Gapensi)...

Diwarnai Protes Sumut, DKI...

KUTACANE - Kontigen Sumatera Utara melayangkan protes keras terhadap DKI Jakarta terkait adanya...

Polisi Gayo Lues Akan...

BLANGKEJEREN - Akun-akun palsu di media sosial facebook mulai bermunculan di Kabupaten Gayo...
BerandaEkonomiIni Penyebab TBS...

Ini Penyebab TBS Masih Bertahan di Level Tertinggi

SUBULUSSALAM – Harga TBS kelapa sawit di wilayah Kota Subulussalam dan sekitarnya hingga saat ini masih bertahan di level tertinggi Rp1.800 per kilogram sejak mengalami kenaikan sekitar tujuh bulan terakhir, belum pernah terjadi sebelumnya.
Lantas apa penyebab harga buah tanaman komoditas unggulan masyarakat Bumi Syekh Hamzah Fansuri itu hingga saat ini masih tergolong mahal. Berikut penjelasan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam terkait kenaikan TBS beberapa bulan lalu, sampai sekarang belum mengalami penurunan yang signifikan.
Ketua Apkasindo Kota Subulussalam, Subangun menjelaskan harga TBS bisa bertahan di level saat ini sehubungan tingginya penyerapan Crude Palm OilC (CPO) dalam negeri seiring telah dimulai ujicoba Biodesel 30 persen (B-30). Kenaikan harga TBS ini secara otomatis memberikan dampak positif bagi pemulihan ekonomi petani, salah satunya di Kota Subulussalam mayoritas petani kelapa sawit.
“Kenaikan ini dipicu salah satunya penyerapan CPO dalam negeri melalui program Biodiesel 30 persen. Ini bisa bertahan seiring dimulainya ujicoba B-30,” kata Subangun Berutu kepada portalsatu.com, Rabu, 24 Februari 2021.
Menurutnya, harga TBS ke depan bisa lebih mahal bahkan bisa mencapai Rp2.000 per kilogram jika program B-30 terlaksana dengan baik sehingga penyerapan CPO semakin tinggi untuk kebutuhan dalam negeri.
Dengan banyaknya serapan minyak sawit mentah di tanah air, maka jumlah ekspor CPO ke pasar dunia Internasional menjadi berkurang. Maka, dengan keterbatasan CPO dalam negeri berpengaruh terhadap nilai jual CPO ke pasar dunia membuat harga CPO meningkat dari saat ini hanya Rp9.867 per kilogram.
“Jika harga CPO naik harga TBS juga ikut bergerak naik petani sawit akan sejahtera dengan membaiknya harga TBS,” ucap Subangun.
“Saat ini harga TBS di PMKS sekitar Rp1.800 per kilogram, di petani antara Rp1.550 sampai Rp1.600 per kilogram,” ucap Subangun menambahkan. []

Baca juga: