Oleh: Firryan Syafa Kumar Mahasiswa Ilmu Politik USK Banda Aceh
Sudah setahun lamanya semenjak negara Rusia yang di bawah kepemimpinan Vladimir Putin menginvansi negara Ukraina yang berada di bawah kepemimpinan Volodymyr Zelenskyy. Perlu diketahui dahulu kedua negara ini merupakan negara yang sama atau merupakan negara yang bersatu, yang mana pada saat itu dikenal dengan negara Uni Soviet. Kemudian pada tahun 1991 akhirnya terpecah menjadi 15 negara bagian di antaranya ialah Rusia dan Ukraina. Hal tersebut diakibatkan karena kegagalan terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemimpin negara Uni Soviet pada saat itu yakni Mikhail Gorbachev, sehingga terjadilah krisis ekonomi.
Apa yang menyebabkan kedua negara ini terlibat dalam konflik? lalu apakah konflik antara kedua
negara ini sebenarnya sudah lama atau baru terjadi?
Sebenarnya, konflik yang terjadi di antara Rusia dan Ukraina sudah terjadi sejak tahun 2013 lalu, yang mana pada saat itu terjadi krisis di Ukraina dan Presiden Ukraina pada saat itu yakni Victor Yanukovich menolak menandatangani kerja sama perdagangan dengan pihak Uni Eropa dan Victor lebih memilih untuk menerima bantuan yang datang dari pihak Rusia yakni berupa sebuah pinjaman uang yang berkisar sekitar 15 miliar dolar AS serta potongan harga gas dari Rusia sebesar 30 persen.
Alasan Victor Yanukovich menolak kerja sama perdagangan dengan Uni Eropa karena Victor takut akan mengancam kerja sama antara pihaknya dengan pihak Rusia dan karena hal itu juga akhirnya membuat Rusia mencaplok semenanjung Krimea yang merupakan daerah Ukraina agar bergabung dengan Rusia di tahun 2014. Kemudian tak lama setelah itu muncul gerakan separatis yang pro akan Rusia di beberapa wilayah di Ukraina dan mereka mendeklarasikan kemerdekaan dari ibukota Ukraina.
Berdasarkan dari keputusan yang dilakukan Victor Yanukovich yang pro terhadap Rusia dan peristiwa pendeklarasian kemerdekaan di beberapa wilayah Ukraina tersebut, membuat masyarakat Ukraina menjadi marah dan melakukan aksi protes terhadap pemerintahan Victor Yanukovich yang dinilai lebih memilih pro terhadap Rusia. Sedangkan masyarakat Ukraina pada saat itu mayoritasnya lebih memilih pro ke pihak Barat atau Uni Eropa. Aksi protes tersebut terjadi dan berlangsung di Kiev pada tahun 2013 hingga berlanjut pada 2014.
Seiring berjalannya waktu, aksi protes yang dilakukan masyarakat Ukraina akhirnya berubah menjadi tragedi kekerasan yang terjadi terhadap para demonstran sehingga menimbulkan puluhan nyawa demonstran terbunuh dan ratusan demonstran lainnya mengalami dampak yang signifikan.
Berbagai mediasi yang telah dilakukan, bahkan sampai usaha mediator dari negara-negara luar seperti Prancis, Polandia dan Jerman untuk menyelesaikan konflik ini pun nyatanya kurang berhasil,hingga pada Februari 2014 konflik sipil masih terus berlanjut dan untuk nasib dari Victor Yanukovich sendiri akhirnya dia diturunkan jabatannya dari kepresidenan Ukraina dan digantikan sementara oleh Presiden Olexander Turchnyov. Pada tahun 2015 kemudian digantikan lagi jabatannya oleh Presiden Petro Poroshenco yang pada akhirnya terbentuklah suatu pemerintahan yang baru di Ukraina yang pro terhadap pihak barat atau pihak Uni Eropa.
Puncak dari konflik kedua negara ini adalah pada bulan Februari 2022, Presiden Rusia yakni Vladimir Putin akhirnya mendeklarasikan perang terhadap Ukraina, karena pada saat itu Ukraina akan bergabung dengan NATO dan dengan bergabungnya Ukraina dengan NATO membuat Rusia merasa terancam dengan beranggapan bahwa NATO ingin ekspansi ke Eropa Timur, termasuk Ukraina yang wilayahnya berbatasan dengan Rusia karena hal itu Rusia menganggap dengan Ekspansinya NATO ke Ukraina akan dianggap mengganggu keamanan nasional Rusia.
Dampak Ekonomi Global Apa Saja Yang Telah Ditimbulkan Dari Perang Antara Rusia-Ukraina Ini?
Jadi, setelah satu tahun semenjak invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina tentu saja menimbulkan beberapa dampak di bidang ekonomi global di antaranya:
1. Serangan Rusia ke Ukraina berpengaruh terhadap harga minyak dunia. Apalagi Rusia adalah negara yang kaya akan sumber daya energi.
2. Inflasi di beberapa negara memburuk, perang Rusia-Ukraina telah memperburuk masalah inflasi dan dampaknya terjadi lonjakan harga di negara seluruh dunia.
3. Membuat para investor-investor menahan transaksi di pasar saham, bahkan para investor berpotensi melakukan aksi jual besar-besaran, alasannya sebab kenaikan harga minyak dunia dan inflasi karena aksi militer Rusia membuat investor khawatir dengan proses pemulihan ekonomi di dunia.
4. Konfllik ini mengganggu pertumbuhan ekonomi atau memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dunia.
5. Kenaikan suku bunga karena apabila inflasi melonjak di atas 10 persen, pastinya pihak The Fed akan mengendalikan harga dengan menaikkan suku bunga yang lebih cepat. Hal ini dapat meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen dalam segala hal
Nah, di perekonomian Indonesia sendiri juga terkena dampak dari konflik ini seperti naiknya harga minyak dan BBM, sebab mayoritas pasokan minyak Indonesia berasal dari impor dan juga mengganggu arus perdagangan antara Indonesia dengan Rusia dan Ukraina seperti yang kita ketahui bahwa negara kita ini memiliki hubungan bilateral yang terlihat dari aspek ekonomi, politik, pertahanan, keamanan, sosial dan budaya dengan kedua negara tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa perang di antara Rusia dan Ukraina ini memiliki dampak terhadap dunia salah satunya ialah di sektor ekonomi global yang di mana dampak yang ditimbulkan dari perang tersebut membuat kerugian di beberapa negara. Oleh karena itu, kita sangat berharap semoga konflik di antara kedua negara tersebut bisa dapat terselesaikan dengan baik dari kedua belah pihak.[]