Sabtu, Juli 27, 2024

12 Partai Deklarasi Dukung...

LHOKSEUMAWE – Sebanyak 12 partai politik nonparlemen di Kota Lhokseumawe tergabung dalam Koalisi...

Keluarga Pertanyakan Perkembangan Kasus...

ACEH UTARA - Nurleli, anak kandung almarhumah Tihawa, warga Gampong Baroh Kuta Bate,...

Di Pidie Dua Penzina...

SIGLI - Setelah sempat "hilang" cambuk bagi pelanggar syariat Islam di Pidie saat...

Pj Gubernur Bustami Serahkan...

ACEH UTARA - Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, didampingi Penjabat Bupati Aceh Utara,...
BerandaInspirasiSastraMahabbah Rumi (Puisi...

Mahabbah Rumi (Puisi Panjang)

Mahabbah Rumi

Karya Thayeb Loh Angen

Terpasung rasa di Konya Anatoli
di lingkaran tari nukleus hati
menyelami semesta menuju Allah
kekasih Yang Maha didamba.

Mahabbah kami, kafilah Fansuri
dari Samudra sepi, negeri Jawi
halakah-halakah api.

Wahai burung-burung di Al Quds
unggas-unggas di Eufrad
perahu-perahu di Bosporus
kami nadi Samudra,
berenang di Krueng Aceh,
pada mahabbah ini, kami sesunyi
empat puluh tahun pergantian alam.

Apabila gagal mencintai sepertimu
biarlah hanya sampai pada impian
impian mencapai-Nya lebih indah
berbanding segala-gala rasa.

Wahai pengikut Nabi Dua Kiblat
doa-doa yang menari di lantai waktu
bersamamu, sampaikah ke taman itu?
Engkau tidak tahu, dulu.

Engkau tahu kini, tetapi aku
belum menari di lantaimu
lantai yang aku jahil di mana.

Wahai Rumi, di sini puisi runtuh
dengan puingnya kami bangun kota
bermimbar cinta, kasih yang
dibawa angin Samudra Hindia.

Zaman, Rumi. Zamanku bernoda
mihrab dan tarikat jubah jelata
tanpa maulana. Kami bersembunyi
mendesis, terisak, dan berteriak.

Sampaikan salamku pada Sa’adi
apakah kalian tengah di taman
bersyair di rindangan kesturi abadi
diberi Tuhan Maha Penyayang?

Aku tidak menemukan Fansuri
adakah ia bersama kalian,
di antara burung-burung pingai
atas perahu cendana berkayuh barus?

Aku, dan sekalian handai taulan ini
mencari gerbang untuk kembali
ke rumah pertama Adam dan Hawa
tetapi celaka, kuncinya di mana?

Wahai Rumi, Sa’adi, Hamzah,
sampaikan salam kami pada Emreh
kalian tahu bahwa kunci Ma’wa
ada di dalam kasih-Nya.

Wahai Pencipta semesta raya
kami gurun, bukan mendahaga air
cinta-Mu segala-gala asa.

Banda Aceh, 16-18 Desember 2015 | 5-7 Rabiul Awal, 1437 H.

Thayeb Loh Angen, penulis novel Aceh 2025, pengurus Sekolah Hamzah Fansuri. Puisi ini dibacakan pertama kali pada acara “KOTA PUISI – 4 di Banda Aceh dengan tajuk “Mahabbah Rumi-Fansuri-Sa’adi”, 20 Desember 2015. Telah disiarkan di Harian Serambi cetak, tidak di siber.

Baca juga: