KUTACANE – Dalam rangka melestarikan tari Saman hingga ke anak cucuk, masyarakat Gayo-Agara menggelar kesenian tarian saman yang disebut ‘roa lo roa ingi‘ antara masyarakat Aceh Tenggara dengan Gayo Lues. Kegiatan itu diselenggarakan selama dua malam, 7-9 September 2024, di Desa Pasar Puntung, Kecamatan Semadam, Aceh Tenggara.
Pantauan portalsatu.com, Sabtu (7/9), malam, ratusan warga sangat antusias menyaksikan tarian saman ditampilkan tim penari saman Gayo Lues dan Aceh Tenggara. Walupun hujan mengguyur, masyarakat tidak beranjak menikmati penampilan lima tarian Gayo, yakni tari saman, tari bines, melengkan, didong alo, dan peponghoten.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan para pelaku UMKM untuk berjualan aneka kuliner di sepanjang pintu masuk hingga ke lokasi acara tarian saman.
Kepala Desa Pasar Puntung, Ayub Ibrahim, mengatakan acara kebudayaan kesenian Gayo ini yang turun temurun dilakukan hingga ke anak cucu untuk meningkatkan dan mempererat tali persaudaraan antara masyarakat Gayo.
Selain itu, tari saman kerap dipentaskan sebagai media silaturahmi, menjalin persahabatan, media berdakwah, dan menyampaikan pesan-pesan moral.
“Tarian saman ini tujuannya menyatukan perbedaan, disebut dengan bahasa Gayo: ‘roa lo roa ingi’. Bejamu antara Desa (Kute) Pasar Puntung, Kecamatan Semadam, dengan Desa Kampung Bacang, Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues,” ucapnya.
Menurut Ayub, tari saman pada prinsipnya merupakan tarian mempunyai makna sendiri dan cukup dikenal di Indonesia. “Tari saman melambangkan kekompakan, kebersamaan, tanpa iringan alat musik, melainkan menggunakan suara dari para penari,” ujarnya.
Ayub menjelaskan keunikan tari saman memiliki ragam sendiri, mengikuti suara irama harmoni dengan gerakan tangan dan tubuh sangat sinkron. “Selaras dengan dinamika lagu atau suara dan gerak tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan mengempaskan badan ke berbagai arah”.
[Masyarakat dan pelaku UMKM memadati lokasi kesenian tarian saman di Desa Pasar Puntung, Kecamatan Semadam, Aceh Tenggara, Sabtu, 7 September 2024, malam. Foto: Supardi]
Dia menambahkan acara kesenian saman ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti adanya perputaran ekonomi dengan melibatkan pelaku UMKM di daerah setempat.
Kepala Desa (Kampung) Bacang, Gayo Lues, Win Ariko, mengatakan kegiatan ini upaya dari masyarakat Gayo untuk melestarikan kesenian tari saman. Sebab, tari saman ini sudah menjadi identitas masyarakat Gayo yang diketahui oleh dunia.
“Sehingga harus terus dilestarikan hingga ke anak cucu, dan kesenian tari saman tidak hilang dari peradaban adat Gayo,” ucapnya.
Dengan adanya partisipasi, kata dia, kegiatan ini terus dilakukan seperti menjadi sebuah tolak ukur nilai keberagaman kebudayaan yang dilantunkan lewat syair yang dapat menjadi pengalaman berharga, khususnya bagi kedua desa itu. Sehingga dapat meningkatkan kelestarian budaya tersebut.
“Kita berharap dengan terlaksananya kegiatan ini dapat lebih meningkatkan nilai silaturahmi antarmasyarakat Gayo Aceh Tenggara dengan Gayo Lues,” pungkasnya.[](Supardi)