SIGLI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie mengerahkan enam alat berat ekskavator (beko) untuk pengerukan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan drainase yang sudah tersumbat hingga menyebabkan banjir merendam sejumlah kawasan dan pemukiman warga.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pidie, Muhammad Rabiul, kepada portalsatu.com, Rabu, 8 Februari 2023, mengatakan saat ini enam beko sedang bekerja normalisasi sungai. Pekerjaan itu dilaksananakan sejak Pj Bupati menetapkan status darurat bencana dua pekan silam.
“Sejak penetapan darurat bencana, kita langsung aksi sesuai data lokasi yang menjadi luapan air hingga merendam permukiman warga. Enam beko empat unit punya pemerintah kabupaten, dua lainnya dari PT Adhi Karya kita pakai untuk normalisasi sungai yang selama ini sudah dangkal dan sempit hingga terjadi luapan,” ujar Rabiul.
Adapun kawasan dilakukan pembersihan dan normalisasi, Krueng Dhoe, Krueng Baro, Kecamatan Pidie, Krueng Reubee, Kecamatan Delima, drainase Gampong Meunasah Lhee, Kecamatan Simpang Tiga dan Krueng Gle Gogo, Kecamatan Padang Tiji.
Menurut Rabiul, DAS Krueng Tukah merupakan kawasan yang paling parah luapan pada banjir beberapa waktu lalu. Setelah ditinjau, memang kondisi sungainya sudah sempit dan dangkal akibat lama tidak dilakukan pengerukan.
“Untuk antisipasi agar tidak lagi terjadi luapan. Kita lakukan normalsasi di sejumlah titik yang sudah dangkal dan sempit, mulai kawasan Kecamatan Pidie hingga Kota Sigli. Hingga saat ini alat berat sedang bekerja di Krueng Tukah,” kata Rabiul.
Pantauan portalsatu.com, Rabu, 8 Februari 2023, dua beko sedang bekerja di tanggul Krueng Tukah, d Gampong Blok Sawah, Kota Sigli. Semua sampah dan pohon semak di dalam sungai diangkat semuanya dari dalam sungai. Setelah dibersihkan terlihat aliran sungai mulai lancar.[](Zamahsari)