BANDA ACEH – Diskusi singkat, bincang kebudayaan bertajuk “Hubungan Aceh dan Afrika”, untuk menarik minat berkelana kaum muda Aceh.
Demikian kata tokoh Aceh, Nur Djuli, yang dijadwalkan menjadi pemateri di terkait acara tersebut, di Sultan II Selim ACC, Banda Aceh pada Sabtu 12 Maret 2016, pukul 14:00 WIB sampai selesai.
Nur Djuli yang akrab disapa Om Nur ini mengatakan, ketika orang bicara tentang Afrika, tentunya tidak bicara tentang sebuah benua tua yang begitu luas dan dengan penduduk lebih bervariasi dari Asia.
“Kita hanya akan meninjau sepintas lalu apa hubungan yang ada dengan Aceh, itupun harus kita pagar dalam batas waktu dan ruang yang sempit, seperti “Africa putih” (Mesir, Lybia, Marokko, Aljazair, dll), dan Africa “hitam”, antara Utara dan Selatan,” kata Nur Djuli, di Banda Aceh, 10 Maret 2016.
Nur Djuli mengatakan, ia akan menyampaikan hubungan Aceh dengan Afrika, khusus dalam ruang waktu sejarah modern.
“Paling jauh, saya akan bicarakan tentang peristiwa setelah perang dunia ke II dan dalam konteks kemungkinan menjalin networking yang bisa bermanfaat bagi Aceh di zaman globalisasi ini,” kata Nur Djuli, mantan juru runding GAM ini.
Bicang “Hubungan Aceh dan Afrika” dilaksanakan, secara suka rela, oleh PuKAT (Pusat Kebudayaan Aceh dan Turki) bersama manajemen Sultan II Selim ACC, dan kerelaan pemateri.[]