Senin, September 9, 2024

Persaudaraan Masyarakat Brunei Darussalam...

BANDA ACEH - Berkenaan dengan berita duka cita, telah berpulang ke Rahmatullah seorang...

Peduli Terhadap Anak Yatim, Abu...

SUBULUSSALAM - Pimpinan Pondok Pesantren Babul Khairi, Desa Batul Napal, Sultan Daulat, Abu...

Masyarakat Gayo-Agara Gelar Kesenian...

KUTACANE - Dalam rangka melestarikan tari Saman hingga ke anak cucuk, masyarakat Gayo-Agara...

Panwaslih Aceh Paparkan Hasil...

LHOKSEUMAWE - Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih/Bawaslu) Provinsi Aceh menggelar sosialisasi hasil pengawasan dan...
BerandaSadis Pengakuan Jacky...

Sadis Pengakuan Jacky Tersangka Pembunuh Ani

LHOKSEUMAWE – Eksekusi terhadap Janda beranak tujuh, Mariani, 42 tahun, di Dusun Blang Ranto, Gampong Riseh Tunong, Kecamatan Sawang, Aceh Utara pada 21 Maret 2016 lalu tergolong sadis. Pasalnya tersangka pelaku menjerat leher korban dengan kain, menimpuk dengan batu dan menikanya dengan pisau.

“Pagi itu saya pinjam sepeda motor bapak untuk mencari Kak Ani (Mariani-red). saat saya lihat dia lagi naik motor, saya buntuti dari belakang. Sampai di tempat sepi saya sergap, lehernya saya jerat dengan balutan baju, kemudian saya piting kepalanya dengan tangan kiri,” ujar Jacky Pardesi, tersangka pembunuh Ani saat diwawancarai portalsatu.com di Mapolres Lhokseumawe, Jumat, 27 Januari 2017 sore.

Tersangka kemudian meraih batu dengan tangan kanannya seraya memiting leher korban. Batu tersebut kemudian dipergunakan untuk memukul ubun-ubun korban berkali-kali hingga Ani lemas. Tak puas sampai disitu, tubuh korban pun diseret tujuh meter dari jalan ke arah semak-semak.

“Saat saya seret, korban melawan dan sempat menyepak kaki saya. Kemudian tubuhnya saya balik, saya tarik celananya. Saya ambil pisau, saya tusuk korban di punggung beberapa kali sambil tutup mata, kemudian saya balik lagi badannya saya tusuk dadanya juga sambil tutup mata,” kata Jacky alias Sarong.

Ani masih sempat melawan saat tersangka menusuk dadanya. Saat itu tangan korban berusaha meraih pisau yang dipegang Jacky. Alhasil, telapak tangan kiri pria beristri itupun tersayat lebar dan mengeluarkan banyak darah.

“Saya buka celana dalam korban  untuk membalut tangan yang tersayat, agar darah tidak keluar lagi. Setelah itu saya lari pulang ke rumah. Pada hari itu juga saya bawa anak istri pulang ke Aceh Tamiang. Mereka saya tinggal disana kemudian saya kabur ke Tapaktuan,” kata pria bertubuh kekar itu.

Jacky menyesali perbuatannya tersebut. Ia mengaku gelap mata saat berkali-kali ditagih utang 3 mayam emas oleh korban. Padahal dalam perjanjian utang emas itu akan dibayar apabila pelaku sudah punya uang.[]

Baca juga: