Kamis, September 19, 2024

Ratusan Santri Lhokseumawe Dukung...

LHOKSEUMAWE – Ratusan santri (putra dan putri) se-Kota Lhokseumawe menyatakan sikap mendukung bakal...

Pilkada 2024, Jumlah Pemilih...

LHOKSEUMAWE - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Lhokseumawe menggelar rapat pleno rekapitulasi Daftar...

Jawa Barat Juara Umum...

KUTACANE - Kontingen Jawa Barat cabor arung jeram boyong delapan medali emas sebagai...

Permudah Masyarakat Sampaikan Aspirasi,...

SUBULUSSALAM - Sekretariat DPRK Subulussalam melaksanakan sosialisasi fasilitas Pusat Layanan Aspirasi Masyarakat (PusLAM)...
BerandaNewsSosiolog Unimal: ALA-ABAS...

Sosiolog Unimal: ALA-ABAS Permainan Elite Politik

BANDA ACEH – Sosilog Universitas Malikussaleh, Dr. Nurzalin, M.Si., menyebutkan isu pemekaran Aceh Leuser Antara (ALA)-Aceh Barat Selatan (Abas) merupakan permainan elite politik untuk mendapatkan nilai jual lebih. Pemekaran Aceh menjadi tiga provinsi dinilai juga merupakan trik para elite yang merasa tersingkir dari kursi kekuasaan.

“Isu ALA-ABAS adalah permainan elite politik daerah yang tidak mampu meraih kekuasaan politik di pemerintahan Aceh, dan itu terbukti sejak isu tersebut muncul pertama sekali,” kata Nirzalin saat dihubungi portalsatu.com via seluler, Selasa, 9 Februari 2016.

Nirzalin mengatakan, isu tersebut muncul dan dimunculkan kembali menjelang pemilukada kali ini untuk tujuan yang sama. Menurut doktor sosiologi ini, isu pemekaran ALA-ABAS tidak semata berhubungan dengan kesejahteraan. Pasalnya, kesejahteraan di tingkat kabupaten/kota tidak semata kesalahan pemerintah pusat dan gubernur, namun juga tanggung jawab bupati dan wali kota.

“Sekarang aneh, jika suatu daerah tidak maju maka elit politik daerah tersebut ramai-ramai menyalahkan pemerintah pusat. Padahal yang harus bertanggung jawab pertama sekali adalah bupati dan wali kota setempat,” kata Nirzalin yang juga Kepala Pusat Studi Ekonomi Sosial dan Politik Unimal.[](bna)

Baca juga: