BANDA ACEH – Politikus PPP Aceh, Husniati Bantasyam, menyayangkan minimnya Belanja Modal dalam APBA tahun 2023, sedangkan Belanja Operasi sangat besar.
Menurut Husniati Bantasyam, salah satu penyebab minimnya Belanja Modal atau anggaran pembangunan tahun ini memang akibat berkurangnya Pendapatan Aceh bersumber dari Dana Otonomi Khusus (Otsus). Berkurangnya Dana Otsus tersebut juga akan berdampak terhadap pendapatan pemerintah kabupaten/kota yang ikut anjlok, sehingga berpengaruh kepada anggaran belanja.
Akan tetapi, seharusnya Pemerintah Aceh dapat menekan Belanja Operasi agar tidak terlalu besar untuk menambah Belanja Modal. Namun, hal itu tidak dilakukan pada APBA 2023, sehingga postur Belanja Aceh tampak tidak sehat.
Lihat pula: Dr Rustam Effendi: Evaluasi Kembali Belanja Operasi, Perbesar Belanja Modal Dalam APBA 2023
Husniati Bantasyam menilai kenyataan yang pahit itu tak perlu diratapi, dan akan sulit mengubahnya. Dia memandang saat ini perlu langkah-langkah antisipatif untuk mencegah efek bola salju dari ketimpangan Belanja Operasi dengan Belanja Modal tersebut.
“Langkah antisipatif itu misalnya, mencegah perilaku koruptif Belanja Operasi dan Belanja Modal. Menerapkan efisiensi di seluruh sektor. Kurangi kegiatan-kegiatan seremonial dan perjalanan dinas,” tegas Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DPW PPP Aceh itu saat portalsatu.com meminta tanggapannya, Sabtu, 21 Januari 2023.
Husniati menyebut sektor prioritas bila mengacu kepada Dana Otsus Aceh adalah pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, sektor kesehatan dan pendidikan, serta penyelenggaraan keistimewaan Aceh. “Bila langkah ini tak tepat, semua akan terkena dampak,” ucapnya.
Menurut dia, sektor pendidikan yang sangat penting saat ini adalah peningkatan kapasitas guru, atau pembangunan sumber daya manusia (SDM). “Bukan proyek fisik seperti pembangunan sekolah atau pengadaan mobiler dan lain-lain,” ujar Husniati yang juga Ketua Koaliasi Barisan Guru Bersatu (Kobar GB) Aceh.
Karena, kata Husniati, hasil pembangunan fisik selama ini di Aceh sudah banyak yang bagus-bagus dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
“Tetapi, selama ini para pengambil kebijakan lebih senang pengadaan proyek fisik, karena ada fee-nya. Sedangkan pelatihan para guru, malah tak ada, patut diduga karena di situ mungkin tidak ada fee-nya. Padahal, peningkatan SDM itu adalah investasi jangka panjang untuk masyarakat Indonesia umumnya, dan Aceh khususnya,” pungkas Husniati Bantasyam.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Aceh mengalokasikan Belanja Operasi mencapai Rp7,476 triliun dari total Belanja Aceh dalam APBA tahun 2023 sebesar Rp11,093 triliun lebih. Sementara Belanja Modal ‘hanya’ Rp1,736 triliun lebih.
Dari total Belanja Operasi Rp7,476 T, paling banyak untuk Belanja Pegawai Rp3,110 T, serta Belanja Barang dan Jasa Rp3,424 T, sisanya Belanja Subsidi, Belanja Hibah, dan Bansos.
Data itu menunjukkan Belanja Modal bukan hanya jauh lebih kecil dibandingkan Belanja Operasi, tapi juga lebih rendah dibandingkan Belanja Pegawai.
Selain itu, Belanja Modal dalam APBA 2023 lebih minim dibandingkan Belanja Modal di APBA murni 2022 (sebelum perubahan) yang sebesar Rp3,042 T. Ironisnya, Belanja Pegawai dalam APBA 2023 justru lebih besar dibandingkan Belanja Pegawai pada APBA murni 2022 yakni Rp3,043 T.
Baca: APBA 2023: Belanja Operasi Rp7,4 Triliun, Belanja Modal Rp1,7 T.[]
Penulis: Adam Zainal