NAGAN RAYA – Dayah Terpadu Nurul Ikhwah di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, yang menjalankan program ekstrakurikuler robotik, meluncurkan beberapa produk digital.
Ekstrakurikuler (ekskul) merupakan kegiatan belajar tambahan yang dilakukan di dalam dan luar sekolah untuk menambah pengetahuan, wawasan, keterampilan, serta membantu membentuk karakteristik yang sesuai dengan minat bakat peserta didik.
Dayah Terpadu Nurul Ikhwah merupakan lembaga berfokus pada bidang pendidikan berasaskan agama Islam dan berbasis asrama. Program utama lembaga ini fokus pada tahfizul quran dan kitab. Lembaga ini memiliki sekolah tingkat SMP dan SMA yang bernaung di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) yang kemudian dinamai SMP IT dan SMA IT Nurul Ikhwah.
Untuk terus meningkatkan kecakapan peserta didik, pimpinan Nurul Ikhwah memberikan berbagai ekstrakurikuler, salah satunya robotik.
Ekskul robotik dibimbing M. Ilhamsyah Hafiz S, S.T., dan diikuti berbagai siswa kelas 7 SMP hingga kelas 11 SMA. Kegiatan ekskul telah terlaksana selama 17 kali pertemuan pada semester genap ini. Selama waktu pelaksanaan, tepatnya Ahad, 12 Maret 2023, tim robotik berhasil menciptakan beberapa produk. Di antaranya, lampu otomatis, alat ukur tinggi badan elektronik, mobil remote, kartu kunci otomatis, jam digital LCD OLED, dan jam digital led matrix.
“Secara keseluruhan, manfaat utama dari semua pelaksanaan ekskul dan produk yang dihasilkan adalah untuk mengenal komponen-komponen dasar pada robotik, konsep kerjanya dan bagaimana cara menggunakannya,” ujar Hafiz, Jumat, 17 Maret 2023.
Adapun beberapa deskripsi singkat yang diungkapkan Hafiz tentang produk serta manfaatnya yaitu; Pertama, lampu otomatis, produk ini bekerja berdasarkan gerakan manusia. Gerakan dideteksi oleh sebuah sensor PIR (Passive InfraRed). Jika sensor ini mendeteksi gerakan manusia, maka sensor ini akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler. Lalu mikrokontroler akan mengaktifkan relay. Relay ini akan membuat lampu menyala.
Kedua, jam digital OLED, produk ini menggunakan OLED sebagai tampilan utamanya, memiliki fitur menampilkan jam, tanggal, dan suhu. Selain itu, jam ini juga memiliki mode game, di mana dapat dimainkan siapa saja. Komponen utama yang digunakan adalah OLED, RTC, sensor suhu, dan beberapa tombol.
“Dengan proyek jam digital OLED ini, diharapkan anggota dari projek dapat memahami cara penggunaan semua komponen ini yang dapat dikembangkan pada projek robotika lanjutan,” tutur Hafiz.
Ketiga, jam digital LED matrix, jam ini menggunakan LED matrix, sistem kerjanya hampir sama dengan jam digital OLED. Perbedaanya hanya pada tampilan saja.
“Tujuan akhir dari proyek ini adalah agar siswa dapat memahami bagaimana komponen pada jam ini bekerja, karena ini merupakan dasar untuk robotik selanjutnya,” kata Hafiz.
Keempat, alat ukur tinggi badan elektronik, menggunakan sensor ultrasonik. Sensor ultrasonik ini diletakkan di atas kepala. “Dengan memanfaatkan pantulan dari gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh sensor, kita dapat menghitung jarak objek, (kepala manusia). Sensor ini paling banyak digunakan pada projek robotika untuk mengukur jarak robot ke objek yang ada di sekitarnya,” ujar Hafiz.
“Oleh karena itu, pengenalan dan konsep dasar dari sensor ini harus dikuasai oleh siswa/i untuk pembuatan robotik tingkat lanjut,” ucapnya.
Kelima, mobil remote. “Mobil remote umumnya telah banyak tersedia di pasaran, namun hanya sedikit orang yang tahu bagaimana cara kerja atau sistem dari mobil remote ini”.
“Dalam proyek ini, kita menggunakan komunikasi wireless 2.4 GHz untuk dapat mengontrol mobilnya. Selain itu, siswa/i juga mempelajari bagaimana cara mengendalikan motor-motor DC yang saat ini digunakan untuk menggerakkan ban mobil. Jenis motor DC ini juga sangat banyak diterapkan pada robotika. Oleh karena itu, penekanan pemahaman dalam mengendalikan motor-motor DC diajarkan pada proyek mobil remote ini,” ujar Hafiz.
Terakhir, kartu kunci otomatis, teknologi yang digunakan pada proyek ini adalah RFID. “Di mana kita dapat membaca kode unik dari setiap kartu atau tag yang memiliki teknologi RFID di dalamnya tanpa harus menghubungkan secara langsung/kontak fisik”.
“Teknologi ini menggunakan frekuensi dengan pancaran jarak dekat. Salah satu teknologi RFID yang saat ini tersedia adalah pada KTP elektronik. Dalam proyek ini siswa/i Diharapkan dapat memahami cara menggunakan teknologi RFID dan menerapkannya pada proyek robotik selanjutnya,” kata Hafiz.
Adapun tahapan-tahapan dilakukan hingga mencapai produk yang dihasilkan itu, yakni dimulai dengan penyediaan komponen. Dilanjutkan dengan proses mengenal dan mengerti konsep dasar atau cara kerja komponen yang akan digunakan, kemudian merangkai antar komponen yang terkait (sesuai dengan proyek yang akan dirangkai).
Selanjutnya, melakukan pemrograman, tujuannya agar komponen tersebut dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Dilanjutkan dengan melakukan pengetesan/perbaikan jika terdapat kesalahan baik dalam rangkaian atau pemrograman, jika alat sudah berjalan dengan baik lanjut tahap terakhir yakni membuat case pada setiap produknya.
“Ekskul robotik ini seru dan menantang. Setelah mengikuti robotik ini kami jadi lebih mengetahui tentang sistem dan program teknologi dan digitalisasi,” ujar Raihana, salah satu siswa yang mengikuti kelas robotik.
Selain itu, Cantik Rifa juga menyampaikan mereka merasakan kerja sama dalam menjalankan proyek ini. “Meskipun sedikit pusing-pusing tapi kami merasa menjadi seorang yang lebih inovatif, kolaboratif dan juga aktif. Kami juga berharap dengan belajar robotik kami bisa menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan zaman yang kian canggih di suatu saat nanti”.
“Harapannya, melalui ekskul robotik ini Nurul Ikhwah bisa menjadi pelopor barat selatan Aceh dalam bidang robotika dan menyiapkan bibit-bibit unggul untuk menghadapi Industri 4.0 pada masa mendatang,” pungkas Hafiz.[](rilis)