LHOKSEUMAWE – Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Lhokseumawe mengamankan 45 kilogram sabu dan tersangka berinisial MN (23), diduga menyelundupkan narkotika itu dari luar negeri ke Indonesia melalui perairan Lhokseumawe, Sabtu, 24 Desember 2022.
Danlanal Lhokseumawe, Kolonel Marinir Dian Suryansyah, saat konferensi pers di
Mako Lanal, Rabu, 28 Desember 2022, mengatakan penangkapan tersangka dan barang bukti sabu seberat 45 kg itu merupakan hasil operasi keamanan laut dari Satuan F1QR Lanal Lhokseumawe. Sebelumnya pada 23 Desember lalu pihaknya mendapatkan informasi awal dari intelijen bahwa akan ada penyelundupan narkotika melalui jalur laut dari negara tetangga ke wilayah Aceh.
“Sabu-sabu seberat 45 kg itu dari 43 bungkus yang dikemas, ditangkap nahkoda (kapal) pada Sabtu (24/12) di Kuala Meuraksa perairan Pusong, Lhokseumawe. Kemudian, kita kembangkan kemungkinan-kemungkinan waktu dan juga titik-titik tempat mereka mendarat di Kuala Meuraksa. Sehingga saya selaku Danlanal langsung membentuk tiga tim, yaitu tim pengendapan dan pengamanan di darat, tim intai dan penyergapan dan tim kapal patroli untuk penyerangan,” kata Dian Suryansyah.
Menurut Dian, tepat pukul 00.15 WIB kedatangan kapal itu terdeteksi. “Dan saat akan memasuki wilayah Kuala Meuraksa sepertinya mereka curiga dengan adanya kehadiran unsur-unsur yang melaksanakan pengintaian di sekitar wilayah kuala tersebut. Akhirnya mereka berbalik kembali ke arah laut, saat itu langsung dilaksanakan pengejaran sehingga tim menabrak kapal pelaku. Tabrakan ini sebenarnya bukan disengaja, namun karena kita ingin mendekati, ternyata ombak cukup besar maka terjadi tabrakan”.
“Ketika itu langsung kita melakukan pemeriksaan kapal pelaku dengan penangkapan. Kemudian kapal perahu yang digunakan tim intai juga segera merapat, sehingga berhasil kita amankan satu pelaku. Pada dasarnya pelaku ada tiga orang, tapi dua lagi melarikan diri sebelumnya. Ditemukan
satu buah peti berwarna biru dan setelah kita buka terdapat paket sabu-sabu sejumlah 43 bungkus. Setelah itu, anggota kita melakukan evakuasi pelaku dan barang bukti sabu ke atas kapal patroli kita,” ungkap Dian.
Selanjutnya, kata Dian, kapal tersangka diseret menuju Pelabuhan Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. “Namun, karena kondisi kapal sudah mengalami kebocoran tidak bisa diselamatkan lagi, dan juga akan membahayakan kapal patroli, sehingga kapal pelaku putus talinya dan tenggelam. Kita kembali ke pelabuhan dengan membawa satu tersangka dan barang bukti tersebut”.
“Tiba di pelabuhan langsung kita serahterimakan kepada personel Polisi Militer Angkatan Laut untuk pengamanan tersangka dan barang bukti. Saya juga berkoordinasi dengan pimpinan Angkatan Laut terkait penangkapan ini dan juga kepada Polres Lhokseumawe, karena ini merupakan wilayah hukum polres setempat. Barang bukti itu kita bawa ke Markas Komando Lantamal I Belawan untuk dilaksanakan press release oleh Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI,” ujarnya.
Dian menambahkan, sebelum dibawa ke Belawan, tim Lanal Lhokseumawe terlebih dahulu melakukan pengecekan sabu itu ke Bea Cukai Kanwil Banda Aceh. “Telah dilakukan pengujian laboratorium dan betul memang barang tersebut merupakan jenis metafetamin atau sabu-sabu, dengan menggunakan sampel-sampel yang diambil dari 43 bungkus barang bukti tersebut. Untuk penyidikan lebih lanjut nanti akan dilaksanakan di Polres Lhokseumawe. Karena kita juga menyerahkan tersangka beserta barang bukti itu kepada pihak polres”.
“Kegiatan ini tugas yang harus kami laksanakan sesuai perintah pimpinan tertinggi Angkatan Laut, kita seluruh unsur TNI harus mampu mencegah terhadap segala bentuk kegiatan-kegiatan ilegal yang dapat merusak bangsa kita sendiri. Kehadiran TNI harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Tentunya harus bersinergi dengan Polri maupun seluruh aparat terkait baik BNN, Bea Cukai, Kejaksaan, dan stakeholder lain untuk mencegah masuknya narkotika ini,” tutur Dian.
Danlanal Lhokseumawe berharap
dengan banyaknya kegiatan operasi itu akan semakin kecil kemungkinan penyelundupan narkotika masuk ke wilayah Indonesia, sehingga dapat menyelamatkan generasi penerus bangsa ini.[]