Begal di Kalangan Remaja Akibat Krisis Karakter
Oleh: Kusmaniar, S.Pd
Mahasiswa S2 Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Bina Bangsa Getsempena
Banda Aceh, Pengawas SMP Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Selatan.
Begal adalah pelaku tindak kejahatan jalanan yang melakukan penyerangan, pencurian dengan kekerasan terhadap orang atau kendaraan yang dilakukan secara tiba-tiba. Para pelaku begal sering kali menggunakan kekerasan fisik atau ancaman senjata untuk memaksa korban menyerahkan barang berharga seperti uang, perhiasan, atau kendaraan. Remaja merupakan masa yang berada dalam usia transisi antara masa anak-anak dan dewasa dengan rentang usia secara umum berkisar antara 12 hingga 20 tahun.
Karakter merupakan kumpulan sifat, nilai, sikap, dan perilaku yang membentuk identitas seseorang atau suatu kelompok yang mencakup aspek moral, etika, dan kepribadian yang menjadi landasan bagi tindakan dan interaksi seseorang dengan lingkungan dan orang lain.
Karakter ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut oleh seseorang, seperti kejujuran, integritas, tanggung jawab, keadilan, empati, sikap dan perilaku yang merupakan cara bertindak dan merespon situasi-situasi tertentu termasuk cara berkomunikasi, menangani konflik, dan memperlakukan orang lain,
Krisis karakter adalah kondisi individu atau kelompok mengalami ketidakstabilan atau kebingungan dalam memahami, mengakui, atau menerapkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau norma-norma moral yang mendasari perilaku dan interaksi sosial mereka.
Karakter merupakan bagian integral dari pembentukan identitas individu dan berperan penting dalam membentuk interaksi sosial, pengambilan keputusan, serta kesuksesan dalam kehidupan personal. Keterampilan dan kualitas karakter yang kuat, seperti integritas dan empati, memungkinkan seseorang untuk menjalani kehidupan dengan baik dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat
Begalisme di kalangan remaja merupakan salah satu dampak negatif dari krisis karakter yang terjadi dalam masyarakat. Tindakan begal sering kali dilakukan dengan cepat dan tanpa peringatan, meninggalkan korban begitu saja sehingga korban menjadi terkejut, takut, dan trauma. Pelaku begal sering bertujuan untuk mendapatkan barang-barang berharga dengan cara yang cepat dan agresif, mereka sering kali tidak memperhitungkan konsekuensi sosial dan hukum dari tindakan mereka.
Krisis karakter sendiri merujuk pada kebingungan atau kehilangan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang kuat di kalangan individu atau kelompok masyarakat yang ditandai dengan:
- Hilangnya nilai-nilai moral di mana individu atau kelompok mulai meragukan atau mengabaikan nilai-nilai moral yang sebelumnya mereka yakini.
- Ketidakpastian identitas yaitu keraguan atau kebingungan dalam hal identitas pribadi, baik dalam hal nilai-nilai, keyakinan
- , maupun tujuan hidup, perilaku yang tidak konsisten terhadap nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang sebelumnya mereka anut.
- Ketidakpuasan dan kecenderungan bingung yaitu ada perasaan tidak puas atau kebingungan yang mendalam dalam mencari makna atau tujuan dalam hidup yang dapat menyebabkan perubahan perilaku yang merugikan diri sendiri atau orang lain.
- Ketidakmampuan untuk mengatasi konflik moral terjadi karena individu merasa kesulitan dalam menyelesaikan konflik moral atau mengambil keputusan yang tepat dalam situasi-situasi yang memerlukan pertimbangan etis.
Krisis karakter bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan sosial, tekanan budaya, trauma atau pengalaman hidup yang sulit, serta kurangnya panduan moral atau dukungan sosial. Krisis karakter bisa muncul pada tingkat individu, kelompok, atau bahkan dalam skala yang lebih luas dalam masyarakat.
Mengatasi krisis karakter memerlukan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai moral, peningkatan kesadaran diri, dukungan sosial yang positif, serta upaya aktif untuk mengidentifikasi dan menangani faktor-faktor penyebab yang mendasarinya. Terapi, konseling, pendidikan moral, dan penguatan hubungan interpersonal yang sehat merupakan beberapa pendekatan yang dapat membantu individu atau kelompok mengatasi krisis karakter dan membangun fondasi moral yang kuat.
Faktor yang mungkin menyebabkan krisis karakter dan berkontribusi pada perilaku begal di kalangan remaja adalah:
- Ketidakstabilan ekonomi, remaja mungkin terdorong untuk mencari cara ekstrem untuk memenuhi kebutuhan mereka ketika ekonomi keluarga tidak stabil. Tekanan ekonomi bisa mendorong mereka untuk mencari cara cepat untuk mendapatkan uang, termasuk melalui tindakan kriminal seperti begal.
- Kurangnya pengawasan dan pendidikan moral, kurangnya pengawasan dari orang tua atau figur otoritas lainnya, serta kurangnya pendidikan moral dan etika, dapat membuat remaja rentan terhadap pengaruh negatif dari lingkungan sekitarnya, seperti teman sebaya yang terlibat dalam perilaku kriminal.
- Krisis identitas, remaja sering mengalami krisis identitas saat mencari jati diri mereka. Ketika mereka merasa tidak memiliki arah atau tujuan yang jelas, mereka mungkin rentan terhadap pengaruh negatif yang menawarkan rasa kekuatan atau identitas yang palsu melalui kegiatan kriminal.
- Pengaruh media dan budaya pop yang sering kali memperkuat citra “kekerasan” dan “kekuatan” sebagai sesuatu yang menarik dan berprestise. Remaja yang tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai moral dapat terpengaruh oleh representasi ini dan memilih jalur kriminal sebagai cara untuk mendapatkan kekuatan atau perhatian.
- Ketidakpuasan sosial dan emosional, remaja yang merasa tidak puas dengan keadaan sosial atau emosional mereka dapat mencari cara untuk mengatasi ketidakpuasan tersebut dengan cara yang salah, seperti melakukan tindakan kriminal untuk merasa lebih berdaya atau untuk mendapatkan perhatian.
Mengatasi krisis karakter dan mencegah perilaku begal di kalangan remaja memerlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai aspek kehidupan remaja, keluarga, sekolah, serta masyarakat secara luas.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah remaja terlibat dalam kasus begalisme:
- Pendidikan moral dan etika yaitu dengan memberikan pendidikan moral dalam kurikulum melalui kegiatan ekstrakurikule sekolah dan di keluarga dengan memberikan contoh yang baik tentang nilai-nilai moral, mengajari prinsip menghargai hak orang lain dan sebagainya,
- Pembinaan diri dan pengembangan identitas positif seperti mendorong dan mengembangkan bakat, minat dan pembinaan karakter baik di sekolah, organisasi kepemudaan.
- Penguatan keterampilan sosial dan emosional melalui pelatihan ketrampilan dan dukungan psikologis yang sehat.
- Pengawasan dan pengendalian media, orang tua perlu mengontrol konten media yang berpotensi negatif terhadap prilaku anaknya.
- Membangunan kesadaran dan penegakan hukum seperti kampanye publik tentang anti kejahatan dan konsekuensi hukum terhadap begal
Kehadiran begal dalam masyarakat menjadi ancaman serius terhadap keamanan dan ketentraman warga, serta menimbulkan dampak negatif pada korban berupa trauma fisik dan emosional. Oleh karena itu, pencegahan dan penindakan terhadap tindakan begal menjadi prioritas dalam upaya menjaga keamanan publik dan melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan jalanan.
Untuk mengatasi krisis karakter dan mencegah perilaku begal di kalangan remaja, diperlukan upaya yang holistik dari berbagai pihak, termasuk pendidikan moral yang kuat di sekolah dan keluarga, pembinaan positif oleh orang tua dan komunitas, serta pembangunan kesadaran akan konsekuensi sosial dan hukum dari perilaku kriminal.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah, kita dapat bekerja sama untuk mengatasi krisis karakter dan mencegah perilaku begal di kalangan remaja serta membangun generasi yang lebih bertanggung jawab dan beretika.[]