BerandaBerita Banda AcehBEM FH Unimal Minta Pj Gubernur Aceh Evaluasi Pelayanan RSUDZA

BEM FH Unimal Minta Pj Gubernur Aceh Evaluasi Pelayanan RSUDZA

Populer

LHOKSEUMAWE – Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh (BEM FH Unimal), Aris Munandar, meminta Pj. Gubernur Aceh mengevaluasi pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA). Pasalnya, kata Aris, pihak RSUDZA Banda Aceh diduga tidak memberikan pelayanan yang tepat kepada salah satu pasien di Ruangan IGD, Jumat, 15 Juli 2022.

Karena pasien bernama Muchtar Mahmud, warga Lampulo, Banda Aceh, itu diduga tidak mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya di IGD RSUDZA, pihak keluarga meminta agar dibawa pulang ke rumah. Lalu, Direktur RSUDZA dan Plt. Wadir Pelayanan bersama stafnya menjemput pasien di rumahnya untuk dibawa kembali ke rumah sakit pelat merah tersebut, Sabtu (16/7) menjelang siang. Namun, dalam perawatan di Ruang ICCU, Muchtar Mahmud, meninggal dunia pada Sabtu malam.

“Pihak RSUDZA Banda Aceh (sempat) menelantarkan salah satu pasien, hingga berimbas kepada hal yang sangat fatal sampai pasien tersebut meninggal dunia. Maka kami dari BEM FH Unimal menuntut kepada Pj. Gubernur Aceh untuk mengevaluasi pelayanan di rumah sakit tersebut,” kata Aris dalam keterangannya kepada portalsatu.com, Ahad (17/7), sore.

Aris menyebut kejadian itu bukan hal sepele, tapi mengenai dugaan pelayanan buruk pihak RSUDZA. Seharusnya, kata dia, pihak rumah sakit memberikan pelayanan maksimal kepada semua pasien.

“Kami berharap Pj. Gubernur Aceh agar dapat menyelesaikan permasalah tersebut. (Evaluasi terhadap pelayanan di RSUDZA) menjadi hal fundamental yang harus diselesaikan, karena menyangkut keselamatan nyawa masyarakat Aceh. Apabila hal tersebut tidak terselesaikan berarti beliau gagal memimpin Aceh,” tegas Aris.

Menurut Aris, di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan, Pasal 27 Ayat (1a) “Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban berupa memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat”.

“Ayat (1b) ‘Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit’,” ujar Aris.

Aris menyebut sistem pelayanan kesehatan harus menjadi salah satu struktur multidisipliner yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan optimal.

Sebelumnya, Yusrizal, anak kandung dari Muchtar Mahmud, menyampaikan ayahnya sudah ditangani pihak RSUDZA setelah dijemput kembali ke rumah pasien, Sabtu (16/7). “Alhamdulillah, ayah saya sudah tertangani walau saat ini kondisinya sudah tidak sadarkan diri dan dirawat di ICCU,” kata Yusrizal kepada portalsatu.com via pesan WhatsApp, Sabtu, sekitar pukul 19.25 WIB.

Menurut Yusrizal, Direktur RSUDZA sudah menyampaikan permohonan maaf kepada pihaknya (keluarga Muchtar Mahmud). Selain itu, dengan adanya kejadian ini, Direktur RSUDZA menyatakan akan melakukan perbaikan dalam manajemen pelayanan khususnya di IGD.

“Pihak manajemen juga sudah memanggil pihak PPDS untuk menyelesaikan permasalahan ini,” kata Yusrizal mengutip penjelasan Direktur RSUDZA kepada keluarga Muchtar Mahmud, Sabtu sore.

Namun, dalam perawatan di Ruangan ICCU, Muchtar Mahmud kemudian meninggal dunia pada Sabtu menjelang tengah malam. Informasi itu dibenarkan Yusrizal saat dihubungi, Ahad (17/7).

Diberitakan sebelumnya, keluarga dari pasien bernama Muchtar Mahmud, warga Lampulo, Banda Aceh, mengeluhkan dan menyesalkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUDZA. Keluhan tersebut disampaikan Dr. Yusrizal, S.H., M.H., anak kandung Muchtar Mahmud, melalui keterangan tertulis dikirim kepada portalsatu.com, Sabtu, 16 Juli 2022, pagi.

Yusrizal menjelaskan ia bersama adiknya membawa ayah mereka dari Lampulo ke IGD RSUDZA Banda Aceh, Jumat (15/7) kemarin siang. Saat itu, Muchtar Mahmud dalam kondisi lemah, leukosit 40.000, dan luka kaki karena diabetes.

Menurut Yusrizal, saat tiba di IGD, ayahnya tidak langsung ditangani oleh dokter. “Setelah kami mempertanyakan kepada dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis), sore hari baru ditangani oleh dokter PPDS bedah dan PPDS bedah plastik,” ujar Yusrizal yang merupakan Dosen Hukum Tata Negara Universitas Malikussaleh (Unimal).

Menjelang Magrib, kata Yusrizal, dokter PPDS menanyakan kepada keluarga pasien, “apakah pasien bersedia dirawat inap?” Lalu, pihak keluarga menyatakan bersedia.

“Namun, sekitar pukul 21.00 WIB, salah seorang dokter PPDS menanyakan kepada kami (keluarga pasien), apa alasan pasien dibawa ke IGD? Kami merasa aneh dengan pertanyaan ini. Padahal pasien masuk dengan kondisi lemah dan juga ada hasil lab,” kata Yusrizal yang juga Ketua Program Magister Hukum Unimal.

Yusrizal menilai antara dokter PPDS bedah dan bedah plastik saling lempar tanggung jawab, dengan mengatakan bahwa pasien tidak emergency, dan bukan tanggung jawab mereka, serta tidak memenuhi syarat untuk dirawat inap. Sehingga pasien dipulangkan kembali ke rumah dengan menggunakan ambulans RSUDZA.

“Kami sangat menyesalkan tindakan dan pelayanan di IGD RSUDZA Banda Aceh dalam hal penerimaan pasien dan penanganan di IGD. Kami berharap agar Pemerintah Aceh dan DPRA menindak manajemen RSUDZA yang memperlakukan pasien dengan tidak manusiawi,” tegas Yusrizal yang menetap di Lhokseumawe.

Yusrizal menyebut SOP penerimaan pasien di IGD dan juga pelayanan rumah rumah sakit pelat merah itu perlu dievaluasi.

Pelaksana tugas (Plt.) Wakil Direktur Pelayanan RSUDZA, dr. Novita, Sp.JP., dihubungi portalsatu.com, Sabtu (16/7), pukul 12.18 WIB, mengatakan, “tadi malam itu sebenarnya miskomunikasi antara peserta didik (PPDS bedah dan bedah plastik) dengan keluarga pasien, jadi keluarga kecewa”.

Setelah mengetahui kejadian tersebut, Direktur RSUDZA, dr. Isra Firmansyah, Sp.A., dan Plt. Wadir Pelayanan Novita bersama stafnya, Sabtu menjelang siang, menjemput pasien Muchtar Mahmud di rumahnya di Lampulo, dan dibawa kembali ke rumah sakit.

“Tadi (Sabtu, 16/7), kami bersama Pak Dir jemput pasien ke rumahnya. Kita bicara baik-baik dengan keluarganya, kita bawa pasien ke rumah sakit. Sekarang pasien itu sudah di rumah sakit, sudah ditangani, mau dibawa ke ruangan intensif supaya dirawat intensif,” ujar Novita.

Direktur RSUDZA, Isra Firmansyah, merespons informasi dan pertanyaan dikirim portalsatu.com via pesan WhatsApp, Sabtu, pukul 13.42 WIB, mengatakan, “Maaf baru balas WA-nya. Terima kasih atas infonya. Mengenai laporan ini, pihak manajemen sedang menelusurinya. Dan sebagai informasi, saat ini pasien sudah ditangani dan dalam perawatan di RSUDZA. Demikian, terima kasih. Sekali lagi terima kasih banyak”.

Baca: Keluarga Pasien Ini Sesalkan Pelayanan di IGD RSUDZA Banda Aceh, ‘Harus Dievaluasi!’

[](red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita lainya