BerandaHeadlinePartai Aceh akan Bentuk Satgas, Antisipasi Politik Uang pada 2024

Partai Aceh akan Bentuk Satgas, Antisipasi Politik Uang pada 2024

Populer

BANDA ACEH – Menghadapi pemilihan umum (pemilu) serentak pada 2024 mendatang, Partai Aceh akan kembali membentuk Satuan Petugas (Satgas) partai dan sedikit memodifikasi cara-cara berkampanye di lapangan.

Hal itu disampaikan Juru Bicara (Jubir) Partai Aceh (PA), Nurzahri, ketika ditemui portalsatu.com, Selasa, 24 Januari 2023, di Banda Aceh.

Nurzahri mengatakan, tujuan Partai Aceh membentuk kembali Satgas partai untuk mencegah masifnya money politics (politik uang) di Aceh seperti yang terjadi dalam dua periode belakangan.

Menurutnya, Partai Aceh meninjau fenomena yang terjadi pada pemilu-pemilu di belakang. Sebagai tindak lanjut, partai pimpinan Muzakir Manaf tersebut menilai perlu mengambil langkah-langkah serius mengantisipasinya. “Dengan itu, Partai Aceh berencana akan membentuk kembali satgas partai”.

Nurzahri menyebutkan, pada pemilu 2009, satgas partai sangat efektif dalam memantau pergerakan kecurangan pemilu. Sementara pada 2014 dan 2019, satgas partai kurang mendapat perhatian dari partai.

“Ke depan Partai Aceh akan membentuk kembali Satgas partai, dan juga akan mencoba membuat kerjasama dengan penyelenggara pemilu dalam sektor pengawasan,” kata Nurzahri.

Hal ini penting, kata Nurzahri, supaya mereka (Panwaslih) dapat bekerja proaktif. Sebab selama ini, Bawaslu dan Panwaslih sifatnya pasif. “Bila ada laporan, mereka baru bertindak”.

Jadi, sambung Nurzahri, hal-hal seperti itu juga menjadi pantauan Partai Aceh, karena permasalahan money politik di Aceh sangat menggerus hak-hak suara pemilih tradisional. Di samping itu, dengan berbagai upaya lain, Partai Aceh akan sedikit memodifikasi pola kampanyenya.

Partai Aceh Memiliki Tujuan

“Partai Aceh tetap tujuannya adalah untuk memperjuangkan MoU Helsinki (Kesepahaman atau Memorandum of Understanding GAM-RI pada 15 Agustus 2005 di ibukota Filnandia, Helsinki),” ujar Nurzahri.

Lebih lanjut Nurzahri menjelaskan, tujuan Partai Aceh jelas, memperjuangkan MoU Helsinki untuk bisa terealisasi. Jadi, pola kampanye menyangkut MoU Helsinki, selama ini nampak sedikit monoton, sehingga ada sisi-sisi yang perlu dimodifikasi.

“Supaya masyarakat lebih paham, apa maksud dan tujuan Partai Aceh. Karena, Partai Aceh satu-satunya partai yang punya visi-misi yang jelas,” papar Nurzahri.

Partai Aceh, kata Nurzahri lagi, sedari dulu memang punya target dan visi-misi, berbeda dengan partai lain yang hanya memikirkan pola untuk sekedar meloloskan calon anggota legislatifnya ke parlemen. “Setelah itu selesai,” katanya.

“Tak ada target apapun yang mau mereka (partai lain) lakukan di parlemen. Kalau Partai Aceh jelas punya target. Ada target politik, bahkan ada target kesejahteraan rakyat yang mau dicapai,” ungkap Nurzahri.

Nurzahri menyebutkan, program yang terealisasi atau lahir selama 15 tahun ke belakang merupakan program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Itu, lahirnya dari Partai Aceh. “Seperti JKA, beasiswa anak yatim, bahkan program beasiswa pada umumnya,” katanya.

Program-program itu, sebut Nurzahri, merupakan program yang telah membantu dan menunjang kehidupan masyarakat dalam sektor kesehatan dan pendidikan. Program-program ini tak pernah lahir dari partai lain. Sebab, partai lain tak punya visi-misi. “Palingan secara personal saja”.

Mungkin, tambah Nurzahri, selama ini sosialisasi terkait program-program yang telah dilahirkan oleh Partai Aceh terkesan agak sedikit monoton. Sehingga pada pemilu mendatang akan coba diubah dengan pola-pola yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat.

“Kita akan merubah pola untuk mudah dipahami oleh masyarakat, pun dapat dipahami oleh kaum milenial,” jelasnya.[]

Penulis: Adam Zainal
Editor: Thayeb Loh Angen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita lainya