BANDA ACEH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mengajak semua pihak untuk bersama-sama dalam mencegah stunting yang sangat rentan terjadi pada anak, terutama Bayi Usia Lima Tahun (Balita). Dengan keterlibatan bersama diharapkan pencegahan akan lebih evektif.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Aceh, Sulasmi kepada awak media, Juma awal November 2022. Menurutnya, pola hidup sehat dimulai dengan pembuangan akhir yang bersih atau kerap disebut sanitasi.
“Pembuangan akhir atau sanitasi sangat berpengarus pada Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada seorang anak. Untuk perlus peran semua pihak, masyarakat, pemerintah dan stakeholder bersama-sama dalam penceganan stunting ini. Sebab ini diawali dari kelurga yang sehat,” katanya.
Dia mengatakan, ketika sanitasi dapat dilakukan di mana-mana menjadi tidak bagus buat anak karena dikhawatirkan bisa saja sanitasi itu merupakan buangan kotoran sapi. Kondisi ini menjadikan anak mudah terinfeksi pengakit dan jatuh sakit yang berakibat selera makan berkurang.
“Kemudian juga berpengaruh pada makanan yang dia makan. Apa yang dia kemudian dimakan oleh cacing. Lalu terjadi malaria yang kemudian ujungnya terjadi stunting,” sebut Sulasmi.
Kabid Kesman ini menambahkan, pola hidup sehat dalam keluarga kemudiam lingkungan yang bersih akan sangat menunjang anak terbebas dari stunting. Hal ini harus menjadi perhatian orang tua, sehingga bisa melakukan pencegahan sejak dini.
“Hebat kalipun makanan kalau rumahnya kumuh, kotor, PHBS-nya nggak dijaga, anak juga akan stunting dan sangat berpotensi stunting,” jelas dia.
Seperti ketahui, salah satu langkah pencegahan stunting adalah dengan menerapkan PHBS oleh setiap rumah tangga dengan meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.
PHBS menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan.
Berdasarkan konsep dan definisi MDGs, rumah tangga memiliki akses sanitasi layak apabila fasilitas sanitasi yang digunakan memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik (septic tank) /Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama.
Menurut Sulasmi, orang tua wajib membiasakan sang anak untuk rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas apapun. Misalnya, anak wajib mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan sesudah makan.
Pola ini, kata dia, penting diperhatikan karena pola asuh anak dalam hal kebersihan harus terus dijaga, supaya anak sehat dan tumbuh menjadi generasi yang sehat pula. Sehingga anak-anak ini nantinya terhindar dari stunting.
“Para orang tua ajak anaknya cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Supaya kesehatan anaknya terjaga secara baik,” kata Sulasmi.[]