BANDA ACEH – Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Aceh yang membidangi pariwisata dan ekonomi kreatif, Zubaidah Azwan, mengatakan pada dasarnya rakyat bukanlah objek dalam setiap perhelatan pemilihan umum.
Hal itu disampaikan perempuan kelahiran Peusangan, Bireuen, itu ketika ditemui portalsatu.com, Selasa, 24 Januari 2023, di salah satu kedai kopi seputaran Banda Aceh.
Menurut Zubaidah, pesta demokrasi seutuhnya milik rakyat. Jadi, rakyat yang memiliki hak pilih tentu punya kuasa untuk menentukan masa depannya.
“Rakyat harus cerdas, mesti paham bahwa pemilu itu adalah milik mereka, bukan milik politisi atau partai politik. Jadi jangan terbalik,” katanya.
Ia menyebut selama ini masyarakat menganggap perhelatan politik milik para pelaku politik. Padahal, ini murni pesta rakyat. “Hakikatnya milik rakyat”.
Perempuan mesti Punya Power
Menurut dia m, yang harus dilakukan politisi perempuan ketika berada di parlemen nanti di samping masih banyaknya persoalan yang perlu diperjuangkan, perempuan juga punya power untuk bertindak dalam persoalan umum.
“Ini bukan perihal jenis kelamin. Bukan pula soal faminisme. Tapi ini bagaimana berbicara soal kemampuan,” katanya.
Bagi Zubaidah, hal yang agak sensitif di dunia politik tatkala semua hal dikait-kaitkan dengan jenis kelamin. Dalam hal ini, dirinya tetap menyahuti baik porsi kuato 30% untuk perempuan dalam kepengurusan setiap partai politik maupun pengajuan bakal calon lagislatif.
Zubaidah menmbahkan ia tak melihat pribadinya sendiri, sebab dirinya telah menjadi kader politik di usia yang sangat muda ketika masih aktif di bangku kuliah. Ia telah terjun ke politik praktis selama kurang lebih 20 tahun.
“Saya sejak lama mencintai politik, belajar dan berguru dengan banyak tokoh politik di Aceh,” ucapnya.
Sejuah ini, kata Zubaidah, hal itulah yang membuatnya hari ini untuk mengambil porsi dan peran dalam politik dengan proses tempaan dan pengalamannya yang telah begitu lama.
Ia menguraikan dalam dunia politik, politisi perempuan maupun laki-laki harus selalu hadir di tengah-tengah masyarakat guna memberikan kontribusi yang baik. “Kehadiran kita harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat”.
“Artinya, kita harus bisa memberikan manfaat dan menawarkan solusi bagi permasalahan masyarakat. Itu akan menjadi pertimbangan,” tandasnya.
Ketika menjadi Anggota Dewan
Bila nanti dirinya menjadi anggota dewan di parlemen, Zubaidah mengatakan diri lebih fokus untuk meningkat produktivitas masyarakat. Apalagi, saat ini ia sedang giat mendampingi para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Saat ini, sebut Zubaidah, ia menjabat sebagai Ketua UKM-IKM Nusantara Banda Aceh, lebih dari 70 pelaku usaha yang tergabung dalam organisasi yang dinahkodainya, mayoritas kaum perempuan.
“Bayangkan bila setiap rumah tangga punya usaha produktif, perempuannya menghasikan suatu produk, berapa pertumbuhan ekonomi rumah tangga yang bisa ditambah,” imbuhnya.
Menurut Zubaidah, hal ini berkorelasi pada kebutuhan dan ekonomi keluarga tentunya. “Itu yang sudah digagas. Malah saya sering berbicara, ayo perempuan, apa yang bisa kita kerjakan”.
Dengan begitu, kata Zubaidah, dirinya telah membuktikan progresnya hari ini. “Dari sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi sesuatu yang luar biasa”.
Zubaidah menyatakan keberanian dan keinginan sebenarnya akan selalu ada. Maka dalam hal ini, tidak baik bila kepentingan perempuan dan laki-laki selalu dipisahkan.
“Sebab, kepentingan perempuan juga merupakan kepentingan laki-laki. Saya melihat ini secara umum, tanpa pemisah. Padahal semua urusan adalah urusan bersama,” urainya.
Memilih Partai Nasdem
Menurut Zubaidah, Partai Nasdem memiliki ideologi yang luar biasa matang, solid, terbuka dan moderat. Hal itulah yang membuatnya kini bergabung serta menjadi bagian dari partai yang diketuai Surya Paloh tersebut.
“Saya melihat Nasdem adalah partai masa depan yang dipersiapkan begitu canggih dan modern,” paparnya.
Menurut Zubaidah, yang paling penting sekarang ini, Nasdem memberikan ruang untuk para perempuan dan kaum melenial, khususnya Aceh untuk bergabung dan bernaung di dalamnya.
Alasan bergabung ke Nasdem, lanjut Zubaidah, karena dirinya melihat partai besutan Surya Paloh itu membuka ruang. Bahkan bukan untuk dirinya pribadi, melainkan kepada semua elemen masyarakat yang ingin bergabung.
“Saya baru bergabung di Nasdem Aceh pada periode ini, dan kemungkinan akan maju sebagai bakal calon anggota legislatif di Bireuen tingkat DPRK,” ungkapnya.
Selain sebagai pengurus Partai Nasdem Aceh, Zubaidah mengaku dirinya juga tercatat sebagai salah satu pengurus Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) wilayah Aceh.[]
Penulis: Adam Zainal
Editor: Thayeb Loh Angen.