Selasa, Oktober 8, 2024

Ketua KNPI Gayo Lues...

BLANGKEJEREN - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Gayo Lues mengajak seluruh lapisan...

Pantau Harga Komoditi di...

SUBULUSSALAM - Penjabat (Pj) Wali Kota Subulussala., H. Azhari, S. Ag., M.Si mengatakan...

Pj Wali Kota Subulussalam...

SUBULUSSALAM - Pemerintah Kota Subulussalam memberikan penghargaan dan bonus kepada atlet berprestasi pada...

Pj Bupati Syakir Terbitkan...

KUTACANE - Pj. Bupati Aceh Tenggara, Syakir, telah menerbitkan surat edaran kepada seluruh...
BerandaBerita AcehKarena PT PIM...

Karena PT PIM Mendukung Ketahanan Pangan

PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) selama ini memberikan dukungan terhadap ketahanan pangan di Aceh melalui penyediaan pupuk urea. PIM kini telah membangun pabrik pupuk NPK yang menjadi harapan petani untuk meningkatkan produksi padi dan tanaman pangan lainnya.

***

Wajah Hamdani berhias senyum melihat tanaman padinya sudah bisa dipanen. Petani di Desa Cotdah, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, itu memperkirakan hasil panen padinya kali ini lebih 2 ton. “Saya menanam padi setengah hektare atau tiga petak sawah, biasanya sekali panen 2 ton lebih gabah,” ucap Hamdani ditemui potalsatu.com di sawahnya, Kamis (16/11/2023).

Hamdani menjelaskan untuk menjaga produksi padi di tiga petak sawah atau 5.000 meter persegi tetap maksimal, ia menggunakan sekitar empat sak pupuk NPK. “Pupuk ini memiliki kandungan unsur hara nitrogen (N), phosphat (P) dan kalium (K). NPK membantu pertumbuhan daun, akar, tunas dan buah tanaman padi, sehingga hasil panennya maksimal. Saya lebih banyak menggunakan NPK dibandingkan pupuk urea. Kalau urea saya gunakan 25 kilogram untuk satu petak sawah,” ungkapnya.

“Pupuk NPK sangat membantu kami, karena harganya yang terjangkau dan mampu meningkatkan hasil produksi padi,” ucap Hamdani.

Hamdani mendapatkan NPK di kios resmi pupuk di Simpang Rangkaya, Tanah Luas. “Para petani padi dan sawit di daerah ini menggunakan NPK produk Pupuk Indonesia. Harga NPK sekitar Rp160 ribu persak ukuran 50 kilogram,” kata dia.

Menurut Hamdani, jadwal penaburan pupuk pada tanaman padi bervariasi. Pertama, seminggu setelah tanam padi dilakukan pemupukan. Saat umur tanaman satu hingga dua bulan diberikan pupuk lagi.

Hamdani menjual sebagian hasil panen padi ke tempat pedagang pengumpul di Kecamatan Tanah Luas. “Tahun 2022, harga gabah sekitar Rp5.200 perkilogram, tapi tergantung kualitas produksinya. Kalau kualitasnya kurang bagus, harganya antara Rp4.500 hingga Rp4.800 perkilogram,” ujarnya.

Sebagian hasil panen padinya untuk beras kebutuhan konsumsi keluarganya. Satu bulan kebutuhan beras untuk keluarganya sekitar 30 kg. “Kami tujuh orang di rumah. Anak-anak kami masih sekolah, SD dan SMP. Satu mondok di pesantren. Alhamdulillah, untuk kebutuhan mereka selama ini tercukupi,” kata Hamdani.

M. Husen, petani tanaman padi di Desa Kunyet Mule, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, juga menggunakan NPK produk PT Pupuk Indonesia. “Harga NPK Rp4.000 perkilogram. Saya beli di kios pupuk. Biasanya saya beli NPK enam atau tujuh sak ukuran 50 kg untuk sawah 1,5 hektare,” tuturnya, Senin (30/10/2023).

“Pemupukan dengan NPK setiap dua minggu sekali. Pengecekan secara berkala sampai tanaman padi berumur 40 hari. Pemupukan ini diperlukan sampai usia tanaman padi dua bulan. Setelah itu, dibutuhkan perawatan rutin seperti penyemprotan untuk menghilangkan hama,” kata Husen.

Husen juga menggunakan pupuk urea PT PIM saat tanaman padi berumur 20 hari. “Kegunaan urea untuk akar tanaman padi. Kebutuhan pupuk urea dengan luas sawah saya hanya dua sak. Harganya sekitar Rp3.000/kg. Pupuk urea selalu tersedia di kios-kios resmi di daerah ini. Saya terdaftar dalam kelompok tani sehingga selalu mendapatkan pupuk ketika dibutuhkan,” ungkapnya.

“Dengan adanya produksi pupuk dari PT Pupuk Indonesia atau anak perusahaannya telah mendukung ketahanan pangan,” tambah Husen.

Tanaman padi Husen sedang memasuki musim panen. “Hasil panen kali ini saya peroleh 5 ton gabah. Musim panen sebelumnya pada Mei 2023, sekitar 4,5 ton, karena saat itu banyak serangan hama. Kalau normalnya bisa mencapai 7 ton lebih. Itu tadi, karena serangan hama sehingga produksi gabah berkurang,” ujarnya.

“Produksi padi tidak terlepas dari penggunaan pupuk berkualitas jenis NPK. Apabila tanaman padi minim pemupukan, tidak akan bisa memperoleh produksi gabah yang maksimal,” kata Husen.

Ismail Yusuf, petani Desa Teungoh Kuta Bate, Kecamatan Meurah Mulia, menggunakan pupuk urea dan NPK. Saat ini tanaman padi di desa itu rata-rata baru berusia satu bulan. “Karena ada lima desa menggunakan pomponisasi untuk sumber air dialiri ke persawahan warga yang diperoleh dari Sungai Krueng Pase. Lima desa itu Leubok Tuwe, Pulo Blang, Beuringen, Ujong Kuta Bate, dan Teungoh Kuta Bate,” ujarnya.

“Saya membutuhkan pupuk urea dalam 1 hektare tanaman padi 200 kg, NPK 400 kg. Urea harganya Rp150 ribu persak ukuran 50 kg. Penaburan pupuk biasanya dua atau tiga kali dalam satu musim tanam,” kata Ismail.

Menurut Ismail, perlu memberi pupuk yang seimbang saat tanaman padi berumur 30-35 hari. Selain itu, perawatan maksimal supaya tanaman lebih bagus.

Ia memperkirakan mengeluarkan modal secara keseluruhan untuk 1 hektare sawah tanaman padi mulai dari olah (bajak) tanah, bibit, pupuk, dan lainnya sekitar Rp3,5 juta. “Pengeluaran ini tergantung perawatan,” kata Ismail.

Produksi gabah dari sawah digarap Ismail biasanya 5 hingga 6 ton permusim panen. “Harga gabah tidak menentu. Jika sedang panen serentak, harga jual gabah bisa rendah. Normalnya Rp5.000 perkilogram, tergantung tingkat produksi dari para petani,” kata dia.

Data dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, 1 November 2023, luas panen padi di Aceh pada 2023 diperkirakan 254,32 ribu hektare dengan produksi padi sekitar 1,39 juta ton gabah kering giling (angka sementara). Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2023 diperkirakan 0,80 juta ton.

Tahun 2022, luas panen padi di Provinsi Aceh sekitar 271,75 ribu hektare dengan produksi 1,51 juta ton gabah kering giling (GKG). Dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, terbanyak di Aceh Utara pada 2022 produksi padi 318.432 ton GKG. Produksi padi di Provinsi Aceh pada 2021 sebesar 1,63 juta ton GKG. Di Kabupaten Aceh Utara tahun 2021 produksi padi 360.353 ton GKG. Produksi padi di Provinsi Aceh 2020 sebesar 1,76 juta ton GKG, dan 2019 sebanyak 1,71 juta ton GKG.

Panen padi di Cotdah Aceh Utara

[Panen padi di Desa Cotdah, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, 16 November 2023. Foto: portalsatu/Fazil]

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, Siti Aisyah, S.P., Selasa (7/11/2023), mengatakan untuk ketahanan pangan di kabupaten ini tidak ada kendala. Hanya delapan kecamatan dari 27 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara yang belum bisa menggarap sawah karena belum selesai Rehabilitasi Bendung Irigasi Sungai Krueng Pase. Sawah seluas 8.922 hektare di delapan kecamatan itu belum bisa digarap petani sehingga produksi gabah menurun.

“Namun, tidak menjadi permasalahan untuk ketahanan pangan di Aceh Utara. Karena jumlah produksi padi pada 2022 juga masih lebih untuk konsumsi masyarakat. Menurut rilis BPS 2022, beras di Aceh Utara masih surplus. Jadi, ketahanan pangan saya pikir terpenuhi, karena memang hasil pemetaan Kementerian Pertanian kita hijau,” kata Siti.

Menurut Siti, untuk mempertahan kondisi itu pihaknya melakukan pendampingan penyuluh pertanian yang maksimal agar usaha tani masyarakat terus berlanjut. Apabila di desa tertentu petani kesulitan mengaliri air ke sawah, disediakan pompa dari Dinas Pertanian yang bisa dipinjam pakai kelompok tani dan dipastikan di sekitar persawahan tersebut ada sumber air.

Tahun anggaran 2023, Dinas Pertanian memfasilitasi bantuan benih padi kepada petani dengan varietas yang lebih tahan terhadap kekeringan di wilayah irigasi Krueng Pase, walaupun tidak terpenuhi semua kecamatan dari delapan kecamatan tersebut. “Ini pola-pola yang dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan di Aceh Utara. Sedangkan di luar delapan kecamatan itu tidak ada yang terkendala sumber air irigasi,” tutur Siti.

Siti menyebut kuota pupuk bersubsidi di Aceh Utara tahun 2023, urea 15.479.00 ton dan NPK 12.337.00 ton untuk tanaman padi. “Ini terpenuhi untuk petani sesuai elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) yang diusulkan kelompok tani. Kami mencatat sawah di Aceh Utara berdasarkan program perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 38.852 hektare,” ujarnya.

Menurut Siti, Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah pupuk urea bersubsidi Rp2.250 perkilogram, dan NPK Rp2.300/kg. “Pupuk subsidi itu sekarang bisa diperoleh melalui kartu tani ketika petani sudah mendaftar di kelompok tani, dan terdaftar pada RDKK,” ucapnya.

Fungsional Analis Lahan Pertanian dan Pengelola Pupuk Bersubsidi pada Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, Sofyan, mengatakan jumlah kartu tani yang akan diaktifasi di Aceh Utara pada 2023 sekitar 60.000 lebih. Sudah berjalan sejak Januari hingga 31 Oktober 2023 sekitar 40 persen, dan ditargetkan pada 2024 selesai 100 persen. Meskipun demikian, pupuk subsidi masih bisa ditebus petani yang terdaftar dalam kelompok tani dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

***

PT PIM, salah satu anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), menjamin ketersediaan pupuk untuk mendukung ketahanan pangan nasional. PIM selama ini memenuhi kebutuhan pupuk untuk wilayah kerjanya, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau atau Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).

PT PIM memiliki dua unit pabrik pupuk urea dan ammonia: PIM-1 dan PIM-2. Pabrik PIM-1 kapasitas produksi ammonia 330.000 ton pertahun dan urea 570.000 ton/tahun, beroperasi secara komersil sejak 1 April 1985. Pabrik PIM-2 kapasitas produksi ammonia 396.000 ton pertahun dan urea 570.000 ton/tahun, beroperasi sejak 15 Agustus 2005.

Realisasi Produksi Pupuk PT PIM tahun 2018-2022:

Realisasi Produksi Pupuk PIM 2018 2022

[Sumber: PT PIM]

PT PIM ke depan ingin menjadi perusahaan cluster petrokimia di Indonesia wilayah barat dengan melakukan beberapa diversifikasi produk dan usaha secara bertahap dan berkelanjutan, mempertimbangkan kebutuhan pelanggan dan ketersediaan bahan baku.

Untuk itu, PIM membangun pabrik NPK dengan teknologi chemical granulation berkapasitas 500.000 MTPY (millions of tons per year). Total investasi proyek NPK PIM senilai Rp1,6 triliun. “Dibangun pabrik NPK sebagai diversifikasi produk supaya internal PIM dapat semakin berkembang ke depan. Urea dan amonia itu tidak hanya dijual sebagai pupuk tunggal, tapi bisa menjadi NPK dan juga ada pabrik Hidrogen Peroksida (H2O2),” kata Vice Presiden of NPK Plant PT PIM, Mirza, S.T., M.T., ditemui portalsatu.com di kantornya, Selasa (31/10/2023).

Mirza menyebut tujuan dibangun pabrik NPK PIM salah satunya untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Ini sejalan dengan rencana jangka panjang pemerintah di bidang pertanian untuk mencapai kedaulatan pangan. Dengan rencana tersebut, pupuk merupakan salah satu sarana produksi pertanian yang menjadi komoditas strategis dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, karena dibutuhkan dalam jumlah banyak dan sebaran permintaan yang luas. Salah satu pupuk dibutuhkan dalam jumlah besar adalah pupuk majemuk (NPK).

Mirza menjelaskan pembangunan pabrik NPK PIM dimulai 8 Maret 2019, dikerjakan PT PP (Persero) Tbk. Akibat pandemi covid-19, proyek ini sempat delay (terunda) dua kali perpanjangan waktu atau Extension of Time (EoT). Proyek pabrik NPK selesai pada 31 Januari 2023 dengan kapasitas 500.000 MTPY, dan diresmikan Presiden RI, Joko Widodo, 10 Februari 2023.

“Produk perdananya kita lakukan saat commissioning atau melakukan pengujian operasional. Commissioning dimulai 7 Desember 2022, kemudian produknya keluar pada 16 Desember 2022. Dilanjutkan dengan demonstration test atau pengujian/evaluasi produk. Jadi, PT PP harus bisa menjalankan pabrik ini dengan ketentuan kualitas dan kuantitasnya sesuai spesifikasi. Tahapan terakhir dari rangkaian commissioning adalah government test pada 24-26 Januari 2023,” ujar Mirza.

Menurut Mirza, hasil produk commissioning itu sekitar 28.591 ton dengan formula NPK-PIM 15-15-15 yang umum digunakan. Saat pembangunan pabrik ini formula subsidi NPK 15-15-15, namun pada 2021 karena bahan bakunya mahal kamudian diubah subsidi tersebut menjadi 15-10-12. “Jadi, N-nya (Nitrogen) tetap 15, P (Phospat) 10, dan K (Kalium) 12 untuk spesifikasinya. Mungkin itu strategi pemerintah dalam menyikapi mahalnya harga bahan baku KCL yang diimpor dari luar negeri yaitu Belarusia, Maroko dan Laos,” ujarnya.

“Pabrik NPK PIM dibangun oleh PT PP, namun licensor-nya kita menggunakan PT PKG (Petrokimia Gresik) yang memanfaatkan NPK chemical. Artinya, NPK ini kita ada bahan baku cair, amonia, asam sulfat, asam fosfat. Dan, kelebihan PIM ini terletak di jalur perdagangan dunia atau Selat Malaka. Jadi, bahan baku yang datang ke PKG ataupun perusahaan lainnya itu lebih dekat dengan kita (PIM),” tutur Mirza.

“Bahan baku NPK di antaranya unsur N (nitrogen) dari amonia ada di PIM, asam sulfat dan asam phosphat (P) diperoleh dari PKG, dan K atau K2O yang terdapat dalam KCL itu dibeli dari Belarusia. Namun, potensi lain ada di Maroko, Kanada, dan Laos,” tambah dia.

Mirza menyatakan pabrik NPK PIM memiliki scrubbing sistem. Semua limbah-limbah ammonia di-scrub atau diolah kembali untuk menjadi bahan baku, sehingga sangat ramah lingkungan dan tidak berpengaruh terhadap masyarakat sekitar.

Selama ini pemenuhan pupuk NPK untuk wilayah Sumbagut dibebankan kepada PT PKG. Pengurusan perizinan pupuk NPK PIM bersubsidi sedang berlangsung. “Kita berharap dalam tahun ini keluar persetujuan dari Kementerian Pertanian RI. Jika sudah ada persetujuan tersebut diharapkan akhir tahun ini akan ada distribusi pupuk subsidi NPK PIM untuk wilayah Sumbagut, menggantikan dari Petrokimia (PKG),” kata Direktur Operasi dan Produksi PT PIM, Jaka Kirwanto, kepada portalsatu.com, Jumat (24/11/2023).

Pengantongan pupuk NPK PIM

[Pengantongan pupuk NPK PIM produksi tahun 2023. Foto: Humas PT PIM]

Dengan kapasitas produksi NPK PIM 500.000 ton pertahun, tentu tidak semuanya terserap untuk pupuk bersubsidi. “Sehingga kita mencari pasar untuk komersial baik itu ritel (eceran) maupun korporasi agar menggandeng perkebunan-perkebunan besar untuk membeli NPK PIM,” kata Mirza.

Mirza berharap petani benar-benar mengecek keaslian produk PIM supaya hasil produksi pertanian maksimal. “Kita pun tidak ingin ada masyarakat yang rugi, maka kehadiran PIM memberikan yang terbaik kepada petani untuk menyediakan pupuk berkualitas dan memenuhi standar dalam mendukung ketahanan pangan,” pungkasnya.

Pihak Humas PT PIM menjelaskan proses penebusan dan penyaluran pupuk sampai di tingkat petani sudah menggunakan digitalisasi. Di mana penebusan distributor ke produsen menggunakan aplikasi WCM. Penyaluran ke kios distributor wajib menggunakan PKP sehingga penyaluran distributor ke kios teradministrasi dengan baik. Ketersediaan stok di kios juga dipantau dengan aplikasi Rekan Kios, sehingga kios terpantau stoknya dengan baik.

Di Provinsi Aceh, kios menyalurkan menggunakan KTD (Kartu Tani Digital). Petani terdaftar di e-Alokasi dibukakan rekeningnya oleh BSI, dan petani yang teraktivasi sudah dapat melakukan penebusan menggunakan KTD. “Petani yang terdaftar di e-Alokasi sampai saat ini silakan datang ke kios pengencer untuk mengaktivasi kartu taninya”.

***

PT Pupuk Indonesia terus meningkatkan pelayanan kepada petani nasional dengan memberikan kemudahan petani dalam menebus pupuk bersubsidi melalui sistem digitalisasi yang sudah diimplementasi pada kios. Sistem digital bernama i-Pubers telah diimplementasikan di Provinsi Bangka Belitung, Riau, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Aceh, dan Bali.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengecek langsung implementasi aplikasi i-Pubers ke beberapa kios di Bangka Belitung pada awal Oktober 2023. Penggunaan i-Pubers oleh seluruh kios ini bentuk tindak lanjut Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian BUMN melalui Pupuk Indonesia atas instruksi Presiden Joko Widodo mengenai perbaikan tata kelola kebijakan pupuk bersubsidi, khususnya perbaikan data pertanian.

Rahmad memastikan aplikasi i-Pubers yang telah diimplementasikan pada kios di Bangka Belitung siap mendukung perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi.

i-Pubers atau integrasi pupuk bersubsidi merupakan sistem integrasi antara aplikasi e-Alokasi milik Kementan dengan aplikasi Rekan milik Pupuk Indonesia. Aplikasi ini menjadi sarana baru bagi kios dalam menginput data penyaluran pupuk bersubsidi secara real time serta memberikan kemudahan bagi petani dalam menebus pupuk bersubsidi.

Penebusan pupuk bersubsidi dengan i-Pubers hanya dapat dilakukan petani terdaftar di e-Alokasi. Cara menebusnya, petani datang membawa KTP untuk dipindai NIK-nya guna mengakses data petani pada sistem e-Alokasi. Selanjutnya, kios akan menginput jumlah transaksi penebusan dan petani menandatangani bukti transaksi tersebut pada aplikasi i-Pubers. Pada saat transaksi, KTP milik petani dan juga petani beserta pupuk bersubsidi yang ditebus akan difoto oleh kios pada aplikasi i-Pubers.

Foto yang diinput akan dilengkapi dengan geo-tagging dan timestamp. Sehingga dapat tercatat lokasi dan waktu terjadinya transaksi dan memudahkan penelusuran. Apabila KTP tidak sesuai, maka petani harus melengkapinya dengan surat keterangan dari pemerintah desa atau kelurahan. Melalui i-Pubers, petani terdaftar wajib datang sendiri ke kios dan tidak dapat diwakilkan. “Akan tetapi, bagi petani terdaftar namun sudah meninggal maka penebusannya dapat diambil oleh ahli waris dengan menunjukkan bukti surat keterangan meninggal,” demikian penjelasan SVP Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, Minggu (8/10/2023).

Pupuk Indonesia juga memperkuat kolaborasi program Makmur untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional. Dirut Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyebut penguatan ekosistem Makmur menjadi penting di tengah ancaman krisis pangan global.

“Saat ini produktivitas pangan dunia terendah dalam 60 tahun terakhir. Sehingga secara intuisi semua negara akan mengamankan kebutuhan pangannya sendiri, membatasi ekspor dan seterusnya,” ujar Rahmad dalam ajang Jambore Makmur di Kawasan Pupuk Kujang Cikampek, Sabtu (11/11/2023).
.
Oleh sebab itu, kata Rahmad, Indonesia perlu untuk mengamankan kebutuhan pangannya. Strateginya meningkatkan produktivitas pertanian dengan berbagai cara, tidak hanya menambah pabrik pupuk dan anak-anak muda atau ahli-ahli di bidang pertanian, tetapi juga membangun dan memperkuat ekosistem budidaya pertanian.
Rahmad menjelaskan program Makmur merupakan ekosistem yang mendukung petani dari hulu hingga hilir, sehingga proses budidaya maupun pemasaran hasil pertanian berjalan optimal. Melalui program Makmur petani memiliki kemudahan akses pada tiga hal.

Pertama, akses teknologi. Pupuk Indonesia Grup dalam pelaksanaan program Makmur memberikan pendampingan teknologi pertanian. Rahmad mencontohkan, pemanfaatan teknologi Smart Precision Farming atau pertanian presisi. Salah satunya melalui drone dilengkapi sejumlah fitur untuk menjadikan pemupukan lebih efektif, efisien, dan sesuai kebutuhan tanaman, dan hasilnya pun semakin optimal.

“Drone yang digunakan Petrokimia Gresik pada Smart Precision Farming canggih, tidak hanya mampu menyebarkan pupuk, tapi sebelumnya memetakan kondisi tanaman sehingga pupuk yang disebarkan presisi sesuai dengan kebutuhan,” ujar Rahmad.

Kemudahan kedua yang didapatkan petani dari program Makmur adalah akses pasar. Sehingga nilai jual hasil panen petani menjadi lebih optimal. Petani mendapatkan akses pasar secara langsung sehingga mendorong kesejahteraan petani. “Seperti program Makmur kita di Pati, biasanya setelah panen dijual ke pengepul, pengepul ke pengepul besar, pengepul besar ke pedagang, pedagang baru ke ujungnya. Di Pati, petani Makmur menjual hasilnya secara langsung ke industri makanan,” ungkap Rahmad.

Kemudahan ketiga dari program Makmur, akses permodalan. Pupuk Indonesia berkolaborasi dengan perbankan untuk memberikan akses modal kepada petani. Selain itu juga asuransi guna melindungi petani dari risiko gagal panen.

Strategi Pupuk Indonesia berikutnya untuk meningkatkan produktivitas pangan menghadirkan Taruna Makmur. Para Taruna Makmur ini akan memberikan pendampingan budidaya dan memberikan layanan agronomis bagi petani bergabung pada program Makmur.

“Kita buka selebar-lebarnya, karena persoalan pangan adalah persoalan tentang keberlangsungan bangsa kita. Oleh karenanya ini tanggung jawab kita bersama, saya mengundang semuanya untuk turut berpartisipasi pada program Makmur ini,” tutur Rahmad.

***

Pupuk PIM

[Stok pupuk di gudang PT PIM di Aceh Utara. Foto: Humas PT PIM]

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (Unimal), Dr. Baidhawi S.P. M.P., mengatakan pupuk produk PT PIM selama ini menjadi pendukung utama dalam menjaga ketahanan pangan di Aceh dan provinsi lain di wilayah Sumbagut.

“PT PIM memproduksi pupuk ada yang disubsidi pemerintah sesuai kuota masing-masing daerah. Mereka mendistribusikan berdasarkan kuota tersebut. Sedangkan pupuk nonsubsidi atau komersil, siapapun boleh membeli, hanya saja harganya berbeda. Jadi, tidak ada istilah kelangkaan pupuk untuk petani,” ujar Baidhawi kepada portalsatu.com, Sabtu (18/11/2023).

Baidhawi juga melihat PIM bermitra dengan kelompok tani dan memberikan pembinaan kepada petani di Aceh Utara sampai Kabupaten Bener Meriah, Aceh. “Mereka (PIM) turut melibatkan mahasiswa ataupun alumni Fakultas Pertanian Unimal untuk berkolaborasi dalam program ketahanan pangan dari segi pendampingan petani. Kami melihat besar peran PIM dalam mendukung ketahanan pangan khususnya di Aceh dan sekitarnya,” tutur dia.

Selain itu, setiap tahun mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi FP Unimal melakukan kunjungan ke PT PIM untuk melihat proses produksi pupuk. “Kita berharap PIM selalu berkontribusi untuk negeri dan mendukung ketahanan pangan, semoga masyarakat sejahtera dari pangan,” ujar Baidhawi.

Ketua Gerakan Pemuda Berusaha Tani (Gepeubut) Aceh, Zulfikar Mulieng, S.P., M.Si., menilai selama ini PT PIM memang memberikan dukungan penuh terhadap ketahanan pangan bagi masyarakat dalam penyediaan pupuk. Pupuk produksi PIM berdampak sangat positif terhadap perkembangan pangan untuk petani di Aceh dan sejumlah provinsi lainnya di wilayah Sumbagut.

“Ini hal positif dan patut kita apresiasi terhadap langkah-langkah dilakukan PT PIM. Apalagi saat ini PIM sedang mengembangkan pabrik pupuk NPK. Untuk memperkuat ketahanan pangan, produksi pupuk memang perlu ditingkatkan,” kata Zulfikar kepada portalsatu.com, Kamis (30/11/2023).

Zulfikar optimis dengan adanya NPK PIM ke depan produksi padi dan tanaman pangan lainnya di Aceh akan terus meningkat. “Sehingga ketahanan pangan kita juga akan semakin meningkat dengan produk yang banyak serta hasil melimpah. Ini salah satu dukungan yang harus terus diberikan PT PIM,” ujarnya.

Dia berharap ada kebijakan khusus dari PT PIM bagi petani Aceh Utara, menjual NPK PIM dengan harga lebih rendah dibandingkan harga komersil untuk daerah lain. “Karena di sini kan aksesnya tidak terlalu jauh, mungkin untuk biaya pendistribusian tidak terlalu mahal. Ini bisa menjadi pertimbangan juga sehingga penggunaan pupuk NPK PIM semakin gencar di kalangan masyarakat. Jadi, ketergantungan terhadap pupuk subsidi yang selama ini memang kuotanya masih kurang, itu bisa terpenuhi dengan adanya produk baru dari PIM tersebut,” kata Zulfikar.

PIM juga bekerja sama dengan beberapa kelompok tani untuk memberikan pembinaan kepada petani. Namun, Zulfikar melihat sejauh ini PIM masih terfokus di desa-desa lingkungan perusahaan. Misalnya di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Dia berharap ada pengembangan untuk kecamatan lainnya di Aceh Utara yang juga perlu diperhatikan.

“Karena sawah lebih luas di wilayah timur dibandingkan sebelah barat Aceh Utara. Mungkin ini bisa menjadi masukan bagi PIM agar ada keseimbangan dalam pengembangan ketahanan pangan, dan pola kemitraan itu dapat terjalin dengan baik antara masyarakat petani bersama PIM,” tutur Zulfikar.

Menurut Zulfikar, ada lembaga-lembaga yang bisa memfasilitasi hal itu, seperti Gerakan Pemuda Berusaha Tani (Gepeubut) Aceh, yang concern terhadap tanaman pangan, dan mengedepankan petani-petani milenial. “Jadi, kita bisa bekerja sama dengan PIM untuk pola kemitraannya seperti apa, dan budidaya apa yang akan memanfaatkan pupuk NPK PIM. Ini juga bentuk sosialisasi nanti kepada masyarakat, sehingga para petani tahu walaupun harga NPK sedikit mahal tetapi berdampak luar biasa terhadap tanaman. Sosialisasi itu perlu terus diperluas kepada petani supaya mereka lebih mengenal produk NPK PIM,” ujarnya.

Zulfikar berharap pula PT Pupuk Indonesia melalui anak perusahaannya seperti PIM terus meningkatkan pembinaan kepada para petani, terutama kalangan muda. Misalnya, PIM memberikan beasiswa-beasiswa untuk anak-anak petani melanjutkan pendidikan Sarjana (S1), Magister (S2) hingga Doktor (S3). “Itu sangat bagus untuk membangun ketahanan pangan, karena sekarang zaman modern maka seharusnya petani-petani milenial yang bergerak, supaya pengembangan ketahanan pangan bisa berkelanjutan,” ucapnya.

Menurut Zulfikar, jika inovasi seperti ini bisa dilakukan PIM ke depan akan lebih berdampak positif bagi perusahaan. “Apalagi di tempat kita ada mahasiswa Fakultas Pertanian Unimal yang memang fokus di bidang pangan, itu sangat positif jika dikembangkan,” ucapnya.

Merespons sejumlah saran tersebut, Staf Agrosolution PT PIM kepada portalsatu.com mengatakan perusahaan sangat mendukung usaha-usaha di sektor pertanian dalam meningkatkan ketahanan pangan Aceh khususnya. Saat ini PIM sedang menjalankan program Agrosolution-Makmur. Peserta program tersebut akan dilakukan edukasi oleh agronom PT PIM seperti pengujian tanah, sekolah lapang dan memfasilitasi kebutuhan pertanian dalam upaya penigkatan hasil produksi.

Harapannya semua petani dapat mengikuti program tersebut yang difasilitasi PT PIM sebagai bentuk dukungan di wilayah tersebut. “Dan saat ini telah dijalankan program demplot di tambak ikan wilayah Baktiya Barat,” ujarnya.

Dia menjelaskan pupuk NPK 15-15-15 produksi PT PIM sudah disalurkan dan digunakan petani untuk kepentingan penunjang sarana produksi pertanian dan menyebar distribusinya di kios-kios pupuk terdekat. Langkah lanjut dari pemanfaatan pupuk NPK tersebut akan dilakukan ujicoba untuk petani tambak dengan mulai dilakukannya proses demplot untuk tambak ikan bandeng di Desa Teupin Kuyuen, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara.[](Muhammad Fazil)

Catatan: Redaksi memperbarui laporan berita ini pada 6 Desember 2023, pukul 18.15 WIB.

Baca juga: